Mohon tunggu...
Desti Natalia
Desti Natalia Mohon Tunggu... Universitas Siliwangi

Saya Merupakan Mahasiswa Semester 4 Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Payung Geulis Nailah : Warisan Budaya Tasikmalaya yang Mendunia

9 Mei 2025   14:27 Diperbarui: 9 Mei 2025   14:27 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Siliwangi Bersama Pemilik Payung Geulis Nailah (Dokumentasi Pribadi 2025) 

Tantangan yang Dihadapi

Namun, seperti usaha kecil lainnya, Nailah tidak lepas dari tantangan. Kenaikan harga bahan baku seperti bambu dan kain sering kali menjadi beban berat, terutama karena produk Nailah dipertahankan dengan harga terjangkau agar tetap inklusif. Selain itu, produk tiruan dari luar negeri yang dijual lebih murah di marketplace juga memengaruhi persaingan.

Dari sisi distribusi, minimnya dukungan promosi dari pemerintah maupun lembaga pariwisata masih menjadi hambatan tersendiri. Padahal, dengan potensi budaya yang besar, produk seperti Payung Geulis semestinya bisa lebih mudah dipasarkan ke luar daerah, bahkan ke luar negeri. Salah satu tantangan yang dirasakan Ibu Susan adalah saat hendak melakukan pengiriman produk ke luar negeri (ekspor). Meski permintaan cukup banyak dari luar negeri, biaya distribusi yang mahal serta proses administrasi yang rumit sering kali membuat calon pembeli dari mancanegara berpikir dua kali. Tidak sedikit konsumen luar negeri yang tertarik namun akhirnya membatalkan karena ongkos kirim jauh lebih mahal dari harga produknya.

Kemudian, tantangan lain yang tak kalah menyakitkan datang dari dalam negeri sendiri. Inovasi-inovasi yang Ibu Susan ciptakan sering kali ditiru tanpa izin, seperti pada desain Payung Geulis bordir yang ia perkenalkan pertama kali. Namun karena mahalnya biaya pendaftaran hak cipta dan hak desain industri, pelaku UMKM seperti Nailah belum mampu melakukan perlindungan hukum secara formal. Akibatnya, banyak produk tiruan beredar di pasar, yang dijual dengan harga murah namun tidak setara kualitasnya. Hal ini tentu sangat merugikan secara moral maupun ekonomi.

Meski demikian, Ibu Susan tidak berhenti berinovasi. Dengan semangat, konsistensi, dan jejaring yang ia bangun selama bertahun-tahun, Payung Geulis Nailah tetap bertahan, bahkan berkembang. Usaha ini bukan hanya menjadi sumber nafkah, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa budaya bisa menjadi kekuatan ekonomi yang bernilai dan berdaya saing, jika dijaga bersama dan dihargai dengan layak.

Kesimpulan: Warisan yang Harus Dijaga Bersama

Payung Geulis bukan hanya produk seni, tapi juga penanda identitas, warisan budaya, dan alat pemberdayaan masyarakat. Melalui Payung Geulis Nailah, kita belajar bahwa budaya tidak harus tinggal dalam museum atau foto dokumentasi. Ia bisa hidup, tumbuh, dan berkembang jika ada kemauan dan cinta untuk melestarikannya.

Ibu Susan telah membuktikan bahwa dari rumah kecil di sudut Tasikmalaya, sebuah karya tradisional bisa menembus pasar dunia. Namun perjuangan ini tak bisa ia lakukan sendiri. Perlu dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan generasi muda agar Payung Geulis tetap lestari dan menjadi kebanggaan Indonesia di panggung dunia.

Jika hari ini kamu melihat payung cantik bergambar bunga di festival budaya, mungkin itu adalah karya Nailah. Dan kalau suatu saat kamu membelinya, yakinlah bahwa kamu bukan hanya membeli kerajinan tangan, tapi juga sedang menyelamatkan cerita, harapan, dan warna-warni budaya Nusantara.

Disclaimer:
Artikel ini ditulis oleh 12 mahasiswa Tingkat II, Kelompok 3, Kelas D, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun