Mohon tunggu...
Nasywa Hanni Tsuraya
Nasywa Hanni Tsuraya Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

semoga dimudahkan aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Dari Es Buah di Teras Rumah hingga Bertahan di Tengah Pandemi: Perjalanan UMKM Bu Marsidah Beserta Sang Ibu

13 Juni 2025   22:39 Diperbarui: 13 Juni 2025   22:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis bersama Bu Marsidah, sosok tegar dan penuh semangat (sumber:dokumentasi pribadi)

Bu Marsidah adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang telah berkeluarga, ia memilih hidup sendiri untuk tetap bisa merawat sang ibu dan meneruskan usaha kecil keluarga. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Ia merasa panggilan hidupnya ada di rumah, untuk membersamai Simbok dan menjaga warisan perjuangan kecil mereka.

Gambar tempat jualan sekaligus tempat tinggal Bu Marsidah bersama simbok (sumber:google maps)
Gambar tempat jualan sekaligus tempat tinggal Bu Marsidah bersama simbok (sumber:google maps)

Dalam hidupnya, ia dikenal sebagai sosok sederhana dan kuat. Tak hanya berdagang, Bu Marsidah juga menerima jasa laundry rumahan untuk menambah penghasilan. Dua pekerjaan ini dijalankan sendiri tanpa mengeluh.

Kini, di usianya yang sudah tidak muda lagi, Simbok masih setia duduk di warung, sementara Bu Marsidah aktif menjalankan dua pekerjaan sekaligus. Meski mereka tidak mengejar target omzet besar, semangat untuk bertahan hidup dan memberi manfaat tetap menyala.

"Harapan saya, usaha ini bisa terus jalan. Nggak perlu besar, yang penting cukup dan berkah. Saya juga ingin anak-anak muda bisa melihat bahwa usaha itu nggak harus langsung sukses, yang penting tekun dan mau berjuang," ujar Bu Marsidah.

Kisah warung es Bu Marsidah adalah representasi nyata dari semangat UMKM di Indonesia gigih, sederhana, dan menginspirasi. Meskipun bukan usaha besar, warung ini menjadi sumber harapan, semangat, dan penghidupan bagi pemilik dan orang-orang di sekitarnya. UMKM seperti ini seringkali tak terlihat oleh sorotan media. Padahal, mereka adalah tulang punggung ekonomi lokal yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat sekitar. Tidak hanya menyediakan barang atau jasa, tapi juga membangun relasi sosial dan nilai-nilai hidup yang kuat.

Meski tidak pernah viral di media sosial, warung Bu Marsinah tetap berdiri. Setiap gelas es yang disajikan membawa cerita, tentang perjuangan, kesetiaan, dan cinta seorang anak kepada ibunya. Di tengah dunia yang terus berubah, mereka tetap teguh, membuktikan bahwa keberhasilan tak selalu diukur dari besar omzet, tapi dari seberapa banyak kebaikan yang bisa dibagikan.

Dengan keterbatasan seperti itu, Bu Marsinah tetap membantu simbok berjualan. Mungkin, Langkah kaki simbok sudah tidak lagi sekuat dahulu. Namun semangatnya terus membara dan menjadi motivasi kepada orang lain yang maaih muda dan mampu untuk melakukan yang lebih baik lagi.

Bagi mahasiswa dan generasi muda, cerita ini menyadarkan bahwa pelaku UMKM bukan hanya pedagang biasa. Mereka adalah pejuang kehidupan yang patut dihargai. Di balik gelas es yang tampak sepele, tersembunyi nilai-nilai perjuangan dan cinta yang tulus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun