EkowisataÂ
Keindahan alam Gunung Bromo dan sekitarnya menawarkan potensi besar untuk pengembangan ekowisata dan wisata petualangan, seperti:
- Jalur Trekking: Pengembangan jalur trekking dengan berbagai tingkat kesulitan yang memungkinkan wisatawan menjelajahi keindahan alam Bromo dari berbagai sudut pandang.
- Wisata Agro: Pengembangan kebun pertanian organik yang dapat dikunjungi wisatawan untuk mempelajari teknik pertanian tradisional masyarakat Tengger.
- Wisata Edukasi: Program pendidikan lingkungan yang memperkenalkan wisatawan pada ekosistem unik Bromo dan upaya konservasinya.
- Fotografi Alam: Pengembangan spot-spot fotografi alam yang menarik, lengkap dengan fasilitas pendukung seperti platform observasi dan informasi tentang waktu terbaik untuk mengambil foto.
Pengembangan ekowisata tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru sebagai pemandu wisata atau penyedia jasa wisata petualangan, tetapi juga mendorong upaya konservasi alam di kawasan Bromo. Selain itu, ekowisata dapat menjadi sarana untuk mendidik masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Desain dan Media Digital
Di era digital, potensi ekonomi kreatif juga dapat dikembangkan melalui sektor desain dan media digital, seperti:
- Aplikasi Wisata: Pengembangan aplikasi mobile yang memberikan informasi tentang Gunung Bromo, termasuk peta, atraksi wisata, akomodasi, kuliner, dan cerita budaya.
- Konten Digital: Pembuatan konten digital seperti video, foto, dan artikel yang mempromosikan keindahan alam dan kekayaan budaya Bromo.
- Merchandise dengan Desain Khas: Penciptaan produk merchandise dengan desain yang terinspirasi dari keindahan alam dan budaya Bromo.
- Virtual Tour: Pengembangan tur virtual yang memungkinkan orang dari seluruh dunia untuk "mengunjungi" Bromo secara digital, berpotensi menarik mereka untuk mengunjungi secara langsung di kemudian hari.
Pengembangan sektor desain dan media digital tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda yang menguasai teknologi, tetapi juga memperluas jangkauan promosi Gunung Bromo ke pasar global.
Implikasi
Ekonomi kreatif memiliki peran yang sangat strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Gunung Bromo. Dengan menghadirkan diversifikasi ekonomi lokal, sektor ini mampu mengurangi ketergantungan masyarakat Tengger terhadap pertanian dan jasa pariwisata konvensional seperti penyewaan kuda, jeep, serta penginapan. Diversifikasi ini tidak hanya menciptakan ketahanan ekonomi yang lebih kuat, terutama ketika terjadi erupsi atau penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Dengan adanya sumber pendapatan alternatif  dari produk ekonomi kreatif yang bisa dipasarkan melalui market place atau di luar kawasan Bromo. Dengan begitu, masyarakat memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan stabilitas ekonomi mereka di tengah tantangan yang terus berubah.
Pengembangan ekonomi kreatif juga membuka peluang kerja bagi berbagai kalangan muda hingga orang tua. Sehingga, mereka lebih mudah terlibat dalam aktivitas produktif yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Hal ini tentu turut mengurangi laju urbanisasi, menjaga keberlangsungan sosial, dan memperkuat keberlanjutan budaya masyarakat Tengger.
Salah satu dampak positif yang menonjol dari pengembangan ekonomi kreatif adalah peningkatan nilai tambah produk lokal. Hasil pertanian seperti kentang dan sayuran, yang sebelumnya dijual dalam bentuk mentah, kini bisa diolah menjadi produk kuliner khas atau bahkan bahan baku untuk produk kerajinan tangan. Transformasi ini meningkatkan nilai jual produk secara signifikan dan mendorong inovasi serta kreativitas lokal. Produk dengan nilai tambah tinggi juga memiliki daya saing lebih kuat di pasar dan mampu memperluas jangkauan pemasaran. Selain memberikan dampak ekonomi, keunikan produk-produk tersebut dapat menjadi identitas khas kawasan Bromo yang membedakannya dari destinasi wisata lain.
Pengembangan sektor ekonomi kreatif juga menciptakan beragam jenis lapangan kerja baru. Salah satunya di sub sektor kerajinan tangan membutuhkan pengrajin terampil dan desainer, di bidang kuliner membutuhkan koki dan ahli kuliner. Sementara itu, sektor seni pertunjukan membutuhkan seniman dan pelaku seni, dan wisata alam serta budaya membutuhkan pemandu wisata dengan pengetahuan mendalam tentang ekosistem dan kearifan lokal Tengger. Di era digital saat ini, peluang juga terbuka lebar bagi tenaga kerja kreatif seperti desainer grafis, fotografer, videografer, hingga pengembang aplikasi. Penciptaan lapangan kerja yang bervariasi ini berkontribusi dalam menurunkan angka pengangguran dan membuka ruang bagi generasi muda untuk berkarir tanpa harus meninggalkan daerah asal mereka.