Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Umrah Jokowi dan Sandiaga, Media Kampanye?

15 April 2019   17:40 Diperbarui: 15 April 2019   17:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jokowi tiba-tiba berubah total. Setiap menjelang Pilpres, selalu diupload foto dan video saat shalat dan menjadi imam shalat, bahkan menjadi media kampanye. Ibadah menjadi alat kampanye?

Sudah rutin, hari masa tenang oleh Jokowi digunakan umrah. Memang setiap orang memiliki hak untuk menentukan kapan berumrah. Namun setiap moment, jepretan kamera tidak pernah berhenti. Setiap aktifitas menyebar menjadi berita. Apalagi kapasitasnya yang tidak cuti saat kampanye, tentu jabatan presiden tetap menyemat di dadanya. Tentu saja dihormati  oleh pihak kerajaan Arab.

Berita Jokowi masuk ke Kabah dan mencium Hajar Aswad pun menjadi  laris manis. Apakah kesholehan seseorang diukur dari simbolik?

Video Jokowi diberi sorban oleh seorang kiyai menjadi media kampanye. Sesuatu yang bertolak belakang dengan tindakannya saat mengkriminalisasikan ulama. Dimana kekonsistenannya? Apakah ulama hanya menjadi sarana pendulangan suara saja?

Jokowi pun dikabarkan minta bertemu dengan Habibie Rizieq. Padahal sebelumnya, sang Presiden meninggalkannya dan menyambutnya dengan tembakan gas air mata, dan dijebak dengan kasus chat mesum. Saat dibutuhkan didekati, tanda apakah ini?

Umar Bin Khatab tidak pernah mengangkat pemimpin dengan simbol-simbol agamanya. Umar Bin Khatab tidak pernah mengangkat pemimpin yang shaleh namun lemah. Bagaimana penilaian publik terhadap Jokowi?

Bagaimana dengan Sandiaga Uno? Dia tidak begitu serius mempublikasikan kegiatan Umrahnya. Ini terlihat dari hasil jepretan fotonya. Karena Umrah itu memang untuk beribadah bukan untuk menunjukkan identitas keshalehan apalagi untuk mengisi ruang berita di tengah masa tenang setelah kampanye.

Ibadah simbolik hanya menunjukkan keshalehan pribadi saja dan tidak terkoneksi langsung dengan kemampuan kepemimpinannya. Seperti Abu Dzar yang ditolak menjadi pemimpin sebuah daerah. Namun mengapa Rasulullah saw memberikan kepemimpinan ke Khalid Bin Walid?

Kepemimpinan ideal perpaduan kesholehan dan ketegasan. Bila salah satunya tidak ada, maka carilah yang tegas. Kesholehan hanya bisa menyelamatkan dirinya saja. Ketegasan akan menyelesaikan rakyatnya. Begitulah  pesan Umar Bin Khatab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun