Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Formulasi Penempaan Diri

6 September 2018   17:17 Diperbarui: 6 September 2018   17:32 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penempaan diri menentukan kualitas diri. Penempaan diri sebuah persiapan menciptakan karya terbaik, amalan terbaik. Penempaan diri menentukan siapa kita. Setiap orang memiliki cara sendiri untuk menempa dirinya.

Usia hidup boleh sama. Kecerdasan boleh sama. Sumberdaya boleh sama. Apa yang membedakan kualitas karyanya? Penempaan diri, itu perbedaannya.

Abu Hanifah menempa dirinya dengan sabar menuntut ilmu siang dan malam. Banyak bangun malam. Melakukan shalat Isya dan subuh dengan satu wudhu selama 40 tahun. Berinfak setiap hari dengan jumlah sama dengan uang belanja untuk keluarganya.

Imam Bukhari berjalan ribuan kilometer di berbagi pelosok-pelosok untuk mengumpulkan hadist.  Mendatangi lebih dari 1.000 ulama untuk belajar. Hartanya ludes untuk kebutuhan belajarnya. Inilah model penempaan Imam Bukhari.

Abdurahman bin Mahdi, setiap malam tak pernah meninggalkan shalat malam. Setiap malam membaca 15 juz al Qur'an. Setiap tahun  pergi haji. Ini penempaan diri yang tak mau kalah dengan kelemahan dirinya.

Imam Tabrani setiap hari menulis 40 halaman. Alfa Edison menyibukkan dirinya dengan ribuan percobaan. Penempaan yang konsisten dan tak kenal lelah. Penempaan yang tak pernah ditimpa kebosanan dan kejenuhan oleh panjangnya waktu dan proses.

Setiap orang memilik model penempaan yang berbeda-beda tergantung obsesi terhadap masa depannya. Penempaan sebuah proses penyiapan perjalanan hidup dan masa depannya. Bila tidak ada penempaan diri maka tak akan bisa menciptakan masa depan.

Penempaan bisa kita formulasi sendiri dengan beragam program harian. Target membaca, target ibadah harian, target amalan harian. Kita menciptakan pusat pelatihan bagi diri kita sendiri. Amalan yang kecil merupakan training center untuk menciptakan karya besar dikemudian hari.

Penempaan diri kadang berupa takdir-takdir kehidupan yang tak bisa dielakan. Allah yang menciptakan training centernya.  Seperti periode Mekkah sebelum periode Madinah. Seperti periode Madinah sebelum para Sahabat dan kaum Muslimin menjadi pembebas dunia. Apa yang menimpa kita, itulah kreasi Allah untuk menempa diri.

Penempaan diri sebuah proses yang tidak akan berhenti. Karena setiap hari kita menghadapi era dan tantangan baru. Saat berhenti memformulasikan penempaan maka sebuah kehancuran sedang dimulai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun