Mohon tunggu...
Nasrul Hasim (ARUL)
Nasrul Hasim (ARUL) Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA

Penulis realita pemula yang menekuni dunia literasi di dunia maya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kuliah Sambil Berdagang: Mahasiswi UNY Ini Buktikan Cinta Tak Butuh Kata, Tapi Aksi

3 Juni 2025   17:27 Diperbarui: 3 Juni 2025   17:27 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret saya lagi nongki di Maguwoharjo sambil menikmati jajanan.(Dokumentasi Pribadi)

Di tengah ramainya dunia kampus, tugas kuliah yang numpuk, dan drama pertemanan, ada satu cerita yang nggak boleh dilewatkan. Cerita tentang seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang bukan cuma sibuk belajar, tapi juga banting tulang jualan makanan demi satu tujuan mulia: membantu orang tuanya.

Namanya mungkin nggak setenar seleb kampus, tapi perjuangannya layak banget diangkat jadi inspirasi. Selama tiga tahun terakhir, ia konsisten berjualan mozzarella, sosis bakar, Moza Snack, chicken roll, dan corn dog di kawasan Maguwoharjo. Semua itu dilakukannya sambil tetap kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas kampus yang, ya tahu sendiri, kadang suka bikin kepala mau meledak.

Awalnya, semua ini bukan karena keinginan semata, tapi lebih ke kebutuhan. Kondisi ekonomi keluarga yang serba pas-pasan membuatnya sadar bahwa ia nggak bisa hanya mengandalkan orang tua untuk membiayai kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Di saat teman-teman lain masih bisa minta uang jajan tambahan, dia justru harus mikirin gimana caranya bisa bertahan hidup sambil tetap kuliah.

Dari situlah tekadnya tumbuh. Dia mulai nyoba jualan camilan ringan yang gampang dijangkau anak-anak kos. Mulai dari sosis bakar, Moza Snack, chicken roll, sampai corn dog. Nggak butuh waktu lama, dagangannya mulai dikenal banyak orang. Rasanya yang enak, harganya ramah kantong, dan pelayanannya yang ramah bikin banyak pelanggan balik lagi.

Nggak berhenti sampai di situ, dia mulai berinovasi. Ia belajar bikin mozzarella homemade dari YouTube dan berbagai artikel. Berkali-kali gagal, entah rasanya yang nggak pas atau teksturnya yang aneh. Tapi dia nggak nyerah. Terus belajar, terus coba, sampai akhirnya bisa bikin mozzarella yang kualitasnya oke dan bisa dijual.

Dari yang awalnya cuma jualan kecil-kecilan buat tambahan uang jajan, usahanya berkembang jadi penghasilan utama. Dia mulai menerima pesanan dalam jumlah besar, bahkan beberapa warung dan kafe kecil mulai jadi langganan tetap. Semua ia jalani sendiri: produksi, promosi, sampai antar pesanan ke pelanggan. Kadang dibantu teman, tapi lebih sering dijalani seorang diri.

Pagi hari dia sibuk produksi dan ngurus pesanan, siangnya kuliah, sore sampai malam waktunya promosi dan antar pesanan. Capek? Pasti. Tapi semua itu dijalani dengan hati yang ikhlas. Baginya, ini bukan cuma soal cari uang, tapi bentuk nyata cinta untuk orang tua.

"Kalau bisa bantu orang tua dengan cara ini, kenapa nggak?" katanya suatu hari. "Aku pengin mereka lihat kalau anaknya bisa mandiri dan nggak nyusahin."

Di balik semua kerja kerasnya, dia juga belajar banyak hal. Manajemen waktu, ngatur keuangan, sampai komunikasi sama pelanggan. Dia jadi tahu rasanya dapet uang dari keringat sendiri, dan itu bikin dia lebih menghargai setiap rupiah yang didapat.

Yang bikin salut, dia nggak pernah minder atau merasa lebih rendah dari mahasiswa lain. Malah dia bangga karena bisa bertahan dan tetap semangat kuliah meski harus kerja keras tiap hari. "Aku percaya, setiap orang punya jalan masing-masing. Jalanku emang nggak mulus, tapi penuh cerita dan pelajaran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun