Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perbandingan Pengetahuan Matematika Dasar, Indonesia Jauh Tertinggal dari India

4 Februari 2025   07:43 Diperbarui: 4 Februari 2025   08:43 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa sedang berlatih soal matematika( sumber dokumen Pribadi)

 Pergantian Presiden pada tahun 2024 yang lalu, sebenarnya momentum perubahan mendasar atau evaluasi dunia pendidikan bagi pemerintah, mengingat tingkat numerasi siswa di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena hampir seluruh jenjang dari SD, SMP Dan SMA terjadi kemunduran dari pengetahuan Ilmu matematika. hal ini terjadi karena pemerintah yang menteri pendidikannya menerapkan merdeka belajar yang berakibat banyak guru memilih berjoget di media sosial dengan siswanya daripada mengajar ilmu matematika dasar.

Tidak perlu saya memberi banyak contoh, sekarang coba saja tanya sama anak lulusan SD, SMP dan SMA secara acak, bagaimana melakukan suatu perkalian dan pembagian yang benar dalam ilmu matematika. jika anda menanyakan sekitar sepuluh  orang, pasti yang bisa menjawab sekitar dua puluh  persen atau dua orang saja atau paling banyak lima siswa, artinya masih banyak pekerjaan rumah bagi bapak menteri pendidikan sekarang.untuk menyelesaikan krisis pengetahuan khusus ilmu matematika bagi siswa yang sekolah di Indonesia.

ilmu matematika sangat diperlukan bagi negara besar seperti Indonesia jika ingin bersaing dengan negara China, Jepang,Korea Selatan dan India. sebab negara India yang dulu jauh tertinggal dengan negara Indonesia sekarang sudah mampu bersaing dengan negara Amerika Serikat dan China. karena sekarang orang - orang India sudah banyak menjadi Insinyur komputer di negara Amerika Serikat, ada beberapa perusahaan besar dunia seperti google, Microsoft dan Youtube, Ceo mereka di pimpin oleh orang India yang di besarkan di India dan juga sekolah di India. dan perlu di ketahui bahwa Indonesia menduduki rangking  69  PISA dari 82 negara  dunia. jauh sekali dari tetangga singapura , India, Jepang, Korea selatan.

India menjadi seperti sekarang ini karena India menerapkan sistem sekolah atau sistem ujian yang super ketat yang mana jika siswa memang tidak mampu maka siswa tersebut tidak diluluskan atau tidak  diberi naik kelas. hal ini sangat berbeda yang dilakukan oleh menteri pendidikan masa bapak Menteri Nadiem Makarim yang menggaungkan merdeka belajar yang mana anak kelas satu SD tetap naik kelas walaupun belum mampu membaca dan berhitung. dan prinsipnya siswa tetap naik kelas, sebab prinsipnya jika siswa tidak bisa membaca maka yang salah gurunya. dan guru yang harusnya mengajar diberi banyak tugas  di PMM dan di suruh buat aksi nyata dan lain sebagainya. Oleh karena itu, akibatnya banyak anak - anak sekolah dasar yang tidak bisa membaca dan berhitung. akan tetapi karena aturannya tidak boleh tinggal kelas maka anak tersebut naik kelas dan sampai lulus sekolah dasar.

efeknya nyata dari merdeka belajar adalah ada siswa kelas satu smp tidak bisa membaca dan berhitung. sehingga membuat guru smp kewalahan dan terkesan masih mengajar membaca di smp yang seharusnya sudah belajar yang level lebih tinggi daripada di SD. dan ada yang lebih parah lagi kelas saru SMA tidak bisa membaca.

jika Indonesia ingin lebih maju daripada negara India maka Indonesia yang mempunyai master plan yang jelas tentang dunia pendidikan khususnya tentang ilmu matematika yang sangat penting di dunia sekarang yang semakin canggih. oleh sebab itu, gonta ganti kurikulum bukanlah solusi namun yang penting bapak menteri mampu mencari solusi yang konkrit dan berkelanjutan untuk bisa maju dunia pendidikan Indonesia.

kemunduran dunia pendidikan terutama ilmu matematika adalah akibat dari tidak jelas dan tidak tegasnya pemerintah dan negara terhadap penjahat pendidikan. karena selama ini penjahat pendidikan seperti adanya Ijazah palsu dan sogok menyogok begitu banyak banyak menimpa dunia pendidikan. sehingga tidak heran banyak kasus yang tidak bermoral seperti cuci raport, joki masuk kampus dan ada juga kasus mahasiswa untuk dapat nilai A harus kasih uang 100 ribu.

oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah berbenah dengan membuat hukuman yang berat buat orang - orang yang tidak mau pendidikan maju terutama sekali buat mereka yang ingin merusak integritas institusi dunia pendidikan. dan membuat suatu kurikulum yang ada master plan yang jelas dan tidak berubah - ubah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun