aung tua menemukan mimpi panjang yang dulu berlari
kesana-kemari
duduk di singgasana kuasa menatap teduh ke siapa saja
aung tua menuai kuasa
membuka semua tingkap istana
wangi tubuhmu masih merayap ke mana-mana
aung masih saja dipuja oleh sesiapa
begitulah seorang wira menghunjam pedang
kala bertahta tiba-tiba
dulu aku kagum pada aung tua kala duduk di singgasana
atas nama kemanusiaan aung terus berkuasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!