Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

LGBT dan Tanda Matinya "Agama"

16 Desember 2017   08:47 Diperbarui: 16 Desember 2017   09:37 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi sekitar pukul 09.54 WIT, postingan yang menempel di wall my facebook bak hujan. Baru saja kemarin kita aksi menentang kebijakan Trump di atas aspal lewat parlemen jalanan.

Tiba-tiba diujung perjuangan tentang perdamaian ini dirusak oleh oknum "pengkhianat" negara dengan cara mendatangkan "malapetaka" baru bagi ini.

Kasus baru ini mengingatkan kita pada sejarah masa lalu umat Nabi Luth. Secara norma agama, mereka telah mengkhianati ajaran-ajaranNya. Maka tak heran mereka dibinasakan oleh Allah dari muka bumi. Dan menjadi sebuah tanda hikmah bagi kita agar tidak melakukannya.

Di Negara kita memang tumbuh semua "produk" ideologi. Tetapi, yang satu ini, LGBT bukanlah ideologi. Mereka adalah golongan yang "mendurhakai" kodrat Tuhan dan Agama serta kemanusiaan. 

Agama bagi mereka adalah candu. Akal mereka telah disempitkan, hati mereka telah dibutakan. Apakah kisah umat Luth tidak menjadi "hidayah" bagi mereka?"

Lalu, anehnya, para hakim yang memutuskan perkara ini di gedung tertinggi, Mahkamah Konstitusi. Entah mereka beragama atau tidak. Yang jelas mereka punya agama. Lihat KTPnya. Tapi, kenapa agama menjadi sebuah "games" dalam konstitusi. Mereka mengira ini sirkuit balapan F1. Mereka bukan saja merobek-robek konstitusi negara tetapi sudah berani menentang ayat-ayat Allah SWT.

Ini salah satu berita yang telah melukai keber-agama-an kita di Indonesia http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42348089. Berita ini telah membuka pintu "kebatilan" baru. Maka, kebatilan model ini harus dilawan, kebatilan adalah musuh abadi.

Perlu diingat secara budaya, undang-undang, Indonesia adalah bangsa Ketuhanan Yang Maha Esa, jadi bila ada ajaran selain itu, maka diharamkan untuk tumbuh dan berkembang di Tanah Indonesia. 

Untuk lebih menguatkan kita semua juga, saya mengopas judul serta isi dari akun facebook Suhfi Majid, seorang pegiat media sosial di Maluku. Berikut tulisan beliau:

~LGBT Menang, Selamat Datang Kerusakan~

Januari 2016, ketika isyu LGBT menghangat, Menristek M. Natsir berteriak keras menolak LGBT. Beliau menyebut jika  LGBT ini tidak sesuai dengan tataran nilai dan kesusilaan bangsa Indonesia. "Saya melarang. Indonesia ini tata nilainya menjaga kesusilaan. LGBT tidak boleh masuk kampus", sebut Menristek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun