Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

LGBT dan Tanda Matinya "Agama"

16 Desember 2017   08:47 Diperbarui: 16 Desember 2017   09:37 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapapun yang berfikir rasional, akan menyebut jika perilaku ini melawan kodrat kemanusiaan. LGBT adalah model interaksi menyimpang dalam hubungan kehidupan antar manusia. Akibatnya, muncul satu fakta menarik : gangguan keberfungsian sosial. Keinginan yang muncul sebagai penyakit tidak dapat bertemu dan menyatu dengan kaidah dasar kehidupan.

Penolakan terhadap perilaku LGBT disuarakan dan menjadi isyu global. Gerakan membonsai LGBT bergerak lintas agama, suku, dan negara. Satu kesadaran kemanusiaan yang menghentak, tidak ada kemanfaatan sekecil  apapun yang akan hadir dari LGBT kecuali kerusakan massif. Ancaman terhadap peradaban.

Maka, wajar jika puluhan negara menolaknya dengan keras. Daftarnya amat panjang. Sebutlah negara2 di Afrika semacam uganda, Tanzania, Zambia adalah penolak LGBT. Di asia, negara seperti india, Maldives, Myanmar adalah penentang keras gerakan ini. Di benua amerika ada Guyana, Jamaika, Dominika dll.

Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe bahkan pernah menyampaikan jika para pelaku nikah sejenis di negaranya akan dimasukan dalam satu sel. Mereka dikeluarkan dari sel tsb jika dapat melahirkan anak. Ngeri kan untuk jeruk makan jeruk..??

Tetiba, di Negeri Gemah ripah loh jinawi ini,  beberapa Hakim MK memutuskan LGBT tidak dapat dipidana, LGBT legal. Pelaku LGBT sumringah. Maka mari kita sambut dan mengucapkan : 'Selamat Datang Kerusakan, Selamat Datang Peradaban Primitif. Jaga keluarga anda, mereka selalu dalam bidikan'.

Sambil kita buat pertanyaan kepada mereka : 'SITU MASIH SEHAT?????"

#Lintasanpikiran

#16.12.2018

Semoga kita disehatkan pikiran, jiwa dan jasad kita. Hanya orang-orang yang sehat sajalah yang akan melakukan perlawanan ini. Wallahu 'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun