Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Indonesia Surganya Thrift, Sampah Pakaian dari Luar Negeri

19 Desember 2021   08:18 Diperbarui: 20 Desember 2021   08:45 7938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Thrift Jawa Timur yang diadakan di Jatim Expo, Surabaya November 2021. (Dokpri)

Thrift adalah istilah kekinian untuk pakaian second alias bekas. Dulu pasarnya hanya menyentuh segmen low-end alias elit (ekonomi sulit). Dulu di Surabaya bisa ditemui Pasar Gembong atau di Pasar Minggu Pagi di sekeliling areal Tugu Pahlawan.

Sekarang, segmen thrift sudah meningkat sedikit. Masuk ke kalangan middle-low. Tetap elit (ekonomi sulit) tapi ingin mengenakan pakaian bermerek terkenal. Entah untuk menutupi keelitannya atau ingin mencicipi sisa kenyamanan pakaian mahal (bermerek terkenal).

Pakaian-pakaian thrift ini berasal dari Korea, Jepang, Amerika, Cina dan banyak negara lainnya yang diimpor ball-ballan (istilah untuk kemasan impor pakaian bekas). Semua ada mulai dari topi, baju, jaket, hodie, kaos dalam, celana panjang, celana pendek, bahkan celana dalam sampai bra, tas, sepatu dan sandal.

Sekarang model penjualannya online, live,  media sosial hingga distro. Yang disasar antara lain anak-anak muda sadar merek. Kondisi thrift pada umumnya sangat layak pakai bahkan seperti baru.

Thrift Sebenarnya Sampah Pakaian

Fenomena thrift itu terjadi karena buruknya tata kelola sampah di Indonesia. Thrift sebenarnya adalah sampah pakaian dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. 

Jadi, Indonesia menjadi tempat sampah pakaian orang luar negeri. Parahnya, sampah-sampah pakaian itu dibeli oleh orang-orang kita sendiri sebagai importir thrift. Yang kemudian, setelah sampai di Indonesia sampah pakaian itu laris manis juga dibeli orang.

Thrift dianggap trend fesyen terkini dengan segmented market. (Dokpri)
Thrift dianggap trend fesyen terkini dengan segmented market. (Dokpri)

Padahal mestinya, pembuang-pembuang sampah pakaian itulah yang harus membayar. Membayar jasa lingkungan pada pelaku importir thrift yang sudah membebaskan negara tertentu dari sampah pakaian. 

Kemudian, sampai di Indonesia thrift itu mestinya juga dibagikan secara gratis atau jika perlu orang yang mau memakainya diberi insentif karena sudah melakukan upaya pengurangan sampah pakaian dengan tidak membeli baju baru melainkan memakai thrift.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun