Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamanya Guru

28 Oktober 2020   03:59 Diperbarui: 28 Oktober 2020   04:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan halnya keterkaitan dengan pekerjaan, parahnya saya tidak dapat berpaling dari cara kerja bapak sebagai guru. Pekerjaan yang sebetulnya tidak ada hentinya. 

Kesibukan yang diawali dengan menyusun program kerja ditambah dengan keharusan memperluas wawasan, dari membaca koran, buku, sampai siaraan BBC London pun didengarkan oleh bapak, berlanjut dengan melaksanakan pogram, kemudian mengevaluasi. 

Itu pun masih dilengkapi dengan keinginan bapak untuk tetap dipanggil sebagai pak guru. Maka, puncak karier saya sebagai guru yang terekam dalam pikiran bawah sadar adalah bagaimana menjadi guru yang baik.

Anehnya, sampai menjelang akhir perjalanan saya sebagai guru, saya masih belum merasakan kepuasan berperan sebagai guru yang baik. Saya merasakan belum ada totalitas saya sebagai guru baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotor seperti yang dicontohkan bapak. 

Oleh karena itu, penghargaan prestasi yang saya terima, misalnya Satya Lancana Karyasatya sampai tunjangan profesi (sertifikasi), saya selalu menekankan bahwa seharusnya bapaklah yang menerimanya, bukan saya. Jika saya akhirnya terpilih untuk menerimanya, itu karena imbas keikhlasan bapak dalam bekerja, dan sayalah yang memetik buahnya.

Demikian pula tatkala  beberapa kali  terpanggil sebagai finalis lomba akademis maupun  peserta terpilih untuk mengikuti workshop  ke Jakarta, Bogor, Surabaya, yang diselenggarakan depdikbud, sehingga angan saya untuk bepergian gratis yang meliputi transportasi, konsumsi, sampai dengan akomodasi terpenuhi, saya selalu teringat bapak. 

Bapaklah yang membuat saya harus menikmati anugerah tersebut, karena saat bapak masih muda lomba-lomba tersebut ada kemungkinan belum ada.

Akan halnya perolehan saya yang berwujud materi, tentunya selalu saya syukuri. Walaupun demikian, saya merasa belum total dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru seperti yang dicontohkan  bapak. Perjalanan lambat laun tapi pasti semakin mendekati masa pensiun, saya masih ingin berperan sebagai guru yang baik dan lebih baik lagi. Semoga.

Oleh karena itu, dengan meluangkan waktu senggang untuk menulis, selain memenuhi kebutuhan untuk aktualisasi diri, juga untuk mengenang bapak. Sebagai ungkapan terimakasih, telah mendidik kami anak-anak perempuannya secara maksimal, kendati yang kami tampilkan belum maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun