Semula, Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia baru menyadari bahwa banyak anak muda yang memiliki pemenuhan penghargaan, namun tidak kunjung berjuang untuk meraih aktualisasi diri.
Sampai di sini, bagaimanakah dengan kebutuhan menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan? Kebutuhan menulis ini merupakan kebutuhan aktualisasi diri ataukah kebutuhan beroleh penghargaan?Â
Jika kebutuhan tersebut muncul karena hobi, karena  adanya potensi, kemudian dicurahkan secara bersungguh-sungguh sesuai dengan kemauan dan kemampuan walaupun melelahkan, bisa jadi merupakan kebutuhan aktualisasi diri.
Bukankah menuruti kemauan walaupun ada kemampuan, adalah hal menyenangkan kendati  melelahkan? Oleh karena itu, aktualisasi diri diletakkan di ujung piramida oleh Maslow, karena tidak semua orang peduli bahwa sesungguhnya dirinya mampu asalkan mau?Â
Akan tetapi, jika menulis dilakukan sekadar mendapatkan penghargaan sehingga adakalanya meminta jasa orang lain untuk itu,  bisakah digolongkan sebagai  aktualisasi diri?