Perhatian para penghuni rumah yang semakin mementingkan adanya ventilasi udara, ruang-ruang berjendela luas dan sinar matahari pagi dengan ceria bisa menerobos masuk ke dalamnya, tempat pencucian tangan beserta sabunnya, tentu bukan hal yang bisa dihilangkan jika hal itu berkaitan dengan kesehatan, bukan?Â
Dulu semasa saya kecil, seringkali terlihat di depan halaman luas para warga, ada dua gentong (tempat air dari gerabah) dan ada pancuran pula. Yang satu untuk cuci kaki tangan dan wajah, satunya lagi untuk minum.
Tempat air cuci tersebut dinamai padasan. Kini, walaupun tidak lagi ditempatkan di dalam gerabah dan tanpa tempat minum, setidaknya tempat cuci tangan semakin banyak terlihat di depan pagar rumah-rumah penduduk.
Bagaimana dengan kelanjutan WfH dan PJJ? Apakah akan ada pengurangan jadwal bekerja dari luar rumah digantikan dengan bekerja dari rumah secara "3 to 2" atau sebaliknya? Hal yang masih menjadi pertanyaan dalam hati.
Andaikan hal itu terjadi, tentu akan ada pula perubahan jadwal perjalanan sampai perubahan uang saku, juga perubahan penataan rumah.
Terlepas dari keganasan yang ditebarkan, covid-19 telah memberikan perubahan gaya hidup dari penggunaan uang belanja sampai perubahan penataan rumah. Penataan rumah yang membuat sinar matahari pagi bisa leluasa menerobos masuk, selain berdampak memberikan vitamin D bagi penghuninya, juga bisa menghemat pembayaran listrik.
Selain itu, perubahan penataan rumah yang memberikan ruang khusus untuk bekerja dan belajar, juga akan memberikan dampak positif bagi penghuninya. Bisa jadi, ruang khusus tersebut akan menumbuhkan semangat untuk bersibuk ketika penghuninya berada di rumah, minimal sibuk membaca dan menulis, misalnya. Hehehe. Salam literasi.
Bahan Bacaan:
Stefanus, Osa Prayitna. 2020. "Megashift Menuntut Fleksibilitas dalam Harian Kompas, Jumat 24 Juli 2020.