Ada rasa lucu saat melihat siswa taman kanak-kanak mengenakan busana seperti mahasiswa yang hadir ketika wisuda sarjana.
      Walau tidak berwarna hitam namun tetap enak di pandang karena ada rasa bangga bisa membuat mereka menyelesaikan pendidikan setingkat sangat dasar.
      Satu persatu siswa taman kanak-kanak maju mendekat ke arah meja kepala sekolah untuk selanjutnya di berikan kalung medali. Sambil berlari riang anak-anak itu menunjukan kalung medali di leher kepada orang tuanya.
      Para orang tua murid terlihat ceria menyambut sang buah cinta dengan menyambutnya berpeluk cium gemas. Ada yang di gendong bersandar di dada dan ada yang di gendong di pundak sang ayah.
      Terlihat di wajah para orang tua satu masalah sudah terjawab. Terasa ringan di hati. Apapun mainan yang di minta si anak pasti di belikan. Maka hari itu adalah panen raya bagi penjual mainan yang menunggu di luar pagar sekolah.
      Harga mahal yang di berikan penjual mainan terasa sangat murah walau sedang terjadi krisis moneter pribadi. Begitu sang anak memilih mainan kesukaannya, langsung para orang tua mengeluarkan kertas berharga dari dompet yang tersembunyi.
      "Ayah, aku mau mainan ini," kata si anak.
      "Iya boleh," jawab si ayah.
      "Bunda, aku mau dong yang itu," pinta si anak.
      "Ok sayang," ucap si bunda mantap.
      Di hari biasa para orang tua melarang sang anak untuk belanja mainan, tapi hari ini aturan tersebut tidak berlaku. Hampir semua mainan yang di jual ludes di beli para orang tua.