Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memahami Menulis untuk Belajar dan Berpikir

1 September 2021   19:50 Diperbarui: 4 September 2021   20:10 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis untuk peradaban | Foto oleh Negative Space dari Pexels 

Premis dasar saya adalah ide atau gagasan kita harus ditulis dan akan menjadi jejak pertarungan pemikiran yang abadi.

Sebagai contoh, salah satu tokoh dunia dan sekaligus ulama besar yang saya kagumi adalah Imam-Ghazali, dunia mengakui hasil karya keilmuannya tetap relevan menjadi rujukan saat ini.

Satu bagian tulisan dari Imam Al-Ghazali yang selalu terngiang bagi saya sekaligus menjadi inspirasi besar bagi kita semua adalah "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis".

Jika hal tersebut saya teruskan logikanya maka artinya jika kita tidak menuliskan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan, maka pemikiran kita hanya akan bermanfaat untuk diri sendiri dan hilang ditelan pusaran sejarah.

Oleh karena itu, kita harus menuliskan ide atau gagasan kita secara tertulis agar bisa terus dibaca dari generasi ke generasi. Bukan malah berpikir sebaliknya.

Selain itu tulisan yang tidak teratur dapat menunjukkan bahwa pemikiran kita yang belum teratur. Jika tulisan kita belum sepenuhnya berkembang, itu bisa menunjukkan bahwa kita belum sepenuhnya mengembangkan pikiran.

Nah, dengan menulis kita akan meningkatkan cara kita berpikir tentang topik yang kita kuasai dan membantu kita menjelaskan dengan bahasa yang sederhana kepada orang lain.

Apa Yang Harus Dilakukan

Hal yang saya sharing melalui artikel ini bisa jadi tidak cocok dengan setiap orang. Saya yakin setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk berkarya.

Nah, selama saya menulis di Kompasiana ada beberapa hal yang saya pelajari sekiranya bisa menjadi bahan dialektika pemikiran sebagai berikut:

1. Memahami ada perbedaan besar antara minat dan kapasitas

Memahami bahwa ada perbedaan mendasar antara minat dan kapasitas menulis bagi saya merupakan langkah awal untuk mengurangi efek samping ekspektasi.

Saya peminat bola, film, senang berjalan-jalan, membaca cerpen dan kuliner, namun bukan berarti saya mempunyai kapasitas untuk menuliskan hal-hal itu semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun