Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Kemampuan Mengatur Keuangan Itu Penting?

23 Juni 2021   18:38 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:06 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlunya mengatur keuangan | Foto oleh pixabay dari Pexels

Pernahkah kamu merasa kenapa penghasilan kamu meningkat tapi biaya hidup kamu tetap sama, kamu belum bisa beli rumah, belum bisa beli mobil baru. Pernah?

Contoh lain misalnya, apakah kamu pernah kebingungan sekali bagaimana cara membayar utang-utang tagihan yang muncul akibat gaya hidup kamu yang sedikit hedonis itu. Pernah?

Atau pernahkah kamu merasa sudah menabung dengan benar dan rutin, namun tetap saja keuangan kamu di akhir bulan selalu seimbang. 

Seimbang tanpa sisa...

Saya pernah. Begini ceritanya, sekitar 10 tahun yang lalu saya sedang tercenung di hadapan lembaran-lembaran kertas berisi tagihan kartu kredit. Tagihan-tagihan hasil gaya hidup yang sebenarnya setelah saya pikir-pikir tidak penting.

Nasi telah menjadi bubur, mau tidak mau saya harus memutar otak bagaimana melunasi tagihan-tagihan tersebut. Terbersit keinginan untuk berutang lagi agar bisa menutup utang.

Gali lubang tutup lubang, begitu kata peribahasa. Dua jam saya termenung berpikir apakah memang utang ini harus saya lunasi dengan berutang lagi, tapi akhirnya saya mengambil jalan lain.

Saya kemudian mengambil selembar kertas dan menuliskan semua biaya-biaya, mulai dari yang sangat penting sampai biaya yang sangat tidak penting.

Cara ini justru membuat saya menemukan hidden gem, yaitu ternyata banyak sekali biaya-biaya sangat tidak penting yang bisa saya cut dan alihkan.

Wow! Kenapa saya tidak lakukan itu dari awal ya, tapi seperti kata pepatah lebih baik terlambat menyadari daripada tidak sama sekali. Yes, cara tersebut bisa menyelamatkan keuangan saya pada waktu itu.

Gaya hidup | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Gaya hidup | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Well, jika kamu pernah mengalami hal-hal di atas atau seperti yang saya alami, selamat! Artinya kamu masih normal dan masih bisa melakukan perubahan-perubahan agar hidup kamu lebih tertata di masa depan.

Mari kita urai satu-per satu benang merah mengatur keuangan dengan logis untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Apa Itu Mengatur Keuangan?

Mari kita berlogika untuk mampu mengerti definisi mengatur keuangan. 

Saya akan mulai membahas dari sudut bagaimana dasar dari mengatur keuangan tersebut.

Pertama, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan kita. Apakah kita ingin membeli rumah pertama? Pindah ke negara lain? 

Bagaimana dengan tujuan untuk benar-benar bebas utang? Mungkin kita ingin membeli mobil atau dapat membiayai pendidikan anak? Atau mungkin kita berencana untuk mulai menabung untuk masa pensiun atau mencapai saldo tertentu di rekening pensiun?

Semua yang saya sebutkan di atas tersebut pasti salah satunya merupakan dasar alasan kenapa kita butuh untuk mengatur keuangan.

Yang ingin saya katakan adalah apa pun tujuan keuangan kita, penting untuk benar-benar mempertimbangkan antara keinginan dan kebutuhan secara spesifik dan terukur.

Kenapa ini penting? Banyak orang yang gagal paham perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. 

Kebutuhan saya dan orang lain itu pasti berbeda-beda, apalagi kalau kita bicara keinginan, sudah pasti berbeda, bukan?

Kebutuhan adalah sesuatu yang sifatnya mendasar. Ibu saya pernah memberi nasehat jika kelak saya mempunyai uang, fokus kepada "sandang, pangan, papan", itulah esensi kebutuhan.

Lantas apa itu keinginan? Saya ingin keliling dunia dan menginap di hotel bintang tujuh dengan kondisi keuangan saya sekarang jelas merupakan "keinginan", tapi belum tentu bagi orang lain. Bisa saja ini merupakan kebutuhan.

Yang ingin saya katakan adalah jangan terjebak kepada definisi kebutuhan dan keinginan orang lain. Definisikan kebutuhan dan keinginan kita sendiri.

Dengan kita mampu mendefinisikan kebutuhan dan keinginan kita, maka kita akan mampu mendefinisikan perencanaan keuangan bagi diri kita sendiri.

Jadi dari premis dan logika di atas, mengatur keuangan adalah kemampuan kita mendefinisikan kebutuhan dan keinginan kita dan kemudian kita mampu mengatur kebutuhan dan keinginan tersebut sesuai dengan kemampuan kita.

Merencanakan keuangan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Merencanakan keuangan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Mengapa Kemampuan Mengatur Keuangan Itu Penting?

Tahun-tahun terakhir ini memang terasa berat bagi kita terutama dari sudut pandang keuangan. 

Saya pribadi merasakan betul tahun-tahun terakhir ini semua rencana keuangan saya sedikit berantakan.

Tahun-tahun terakhir adalah waktu yang sangat sulit dan tidak pasti bagi semua orang. Kebanyakan orang telah kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian.

Dan banyak lagi dalam posisi yang tidak yakin apakah mereka akan mempertahankannya. 

Saya pikir tidak ada satupun orang tahu mengenai berapa lama ini akan berlanjut.

Di sinilah titik penting sebuah perencanaan keuangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta keinginan kita. 

Saya sering membayangkan seandainya saya ditanya apakah menginginkan rumah besar misalnya, dengan kolam renang, dan teras besar dan taman, saya pasti menjawabnya dengan lantang "saya mau."

Setelah saya menjawab dengan lantang, kemudian saya melihat isi rekening, seketika itu pula suara lantang saya tadi kemudian perlahan-lahan surut dan kemudian menghilang.

Tentunya tidak realistis bagi saya untuk mengeluarkan budget untuk membeli rumah besar lengkap dengan kolam renang. Kalau pun saya memiliki budget, saya pasti berpikir seribu kali.

Masih banyak kebutuhan lain yang harus saya penuhi. Di tengah situasi ketidakpastian seperti sekarang, kemudian ongkos pendidikan yang makin mahal, biaya hidup makin tidak menentu, di sinilah diperlukan kemampuan mengatur pendapatan dan pengeluaran.

Mengatur keuangan itu penting untuk mengkontrol kebutuhan dan keinginan. 

Saya tahu memang sulit sekali rasanya melakukan kontrol terhadap dua hal tersebut.

Sifat dasar manusia memang inginnya memiliki semuanya. Tidak ada masalah dengan keinginan-keinginan tersebut. Yang terpenting adalah kita bisa menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan. Itu adalah kunci!

Keseimbangan kebutuhan dan keinginan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Keseimbangan kebutuhan dan keinginan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Yang Baik?

Mengatur keuangan yang baik itu bagaikan membuat peta jalan untuk masa depan kita. Yang artinya, kita harus tahu poin-poin utama yang ingin kita capai. Di sinilah titik temu kondisi tahun-tahun terakhir ini dengan cara mengatur keuangan yang baik.

Ini adalah saat yang tepat untuk mulai memikirkan hal-hal apa saja yang harus menjadi prioritas dan apa saja yang bisa kita tunda sementara waktu.

Berdasarkan pengalaman saya dalam mengatur keuangan dan hasil observasi saya terhadap orang-orang yang bisa survive di tahun-tahun terakhir ini, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sebagai berikut:

1. Cari tahu ke mana saja uang kita dihabiskan
Ini langkah dasar. Tanpa tahu kemana saja uang kita dihabiskan, kita tidak akan pernah bisa mengatur keuangan secara paripurna.

Buat daftar semua pengeluaran esensial dan yang tidak esensial kita sehari-hari. Cara ini akan membuat kita tahu biaya-biaya apa saja yang bisa kita cut.

Misalnya, ternyata kita menemukan biaya latte kita besar sekali karena kita bisa nge-latte dua kali sehari. Nah, coba ubah menjadi dua minggu sekali.

Dalam contoh cerita saya di atas, langkah pertama ini membuat saya tahu ada kebiasaan saya membeli gadget setahun sekali. Kemudian ini saya ubah menjadi beberapa tahun sekali.

Menderita? Pasti. Tapi bayangan uang sekolah anak saya yang naik 70% itu jauh lebih menderita buat saya.

2. Rela menghapus semua kebiasaan buruk yang menyangkut uang
Saya tahu ini berat, kebiasaan kita membeli barang-barang konsumtif yang sebenarnya tidak terlalu berguna itu sangat membebani keuangan kita.

Setelah kita lakukan langkah pertama, beranikan diri mengubah situasi dengan tidak lagi mengeluarkan biaya untuk hal-hal yang sebenarnya bisa kita substitusi atau kita hilangkan. 

Tapi kok berat ya nge-latte dua kali sehari menjadi dua kali seminggu! Percaya deh, itu hanya masalah persepsi. Ngopi di manapun sama. Sama-sama pahit. Kamu masih tetap bisa melanjutkan hidup kan?

3. Bayar segera utang
Wah ini dia! Di masa sekarang saya paham kita sulit sekali menghindari utang. Itu realita. Yang terpenting adalah jangan sampai kita berutang untuk hal-hal yang sifatnya kebutuhan tersier. 

Jika kamu punya hutang, segerakan untuk melunasinya. Ini penting agar dana tersebut bisa kita alihkan untuk hal-hal produktif lainnya. 

Usahakan untuk tidak membayar utang dengan berutang. Coba dulu lakukan langkah pertama dan kedua di atas ya.

Jika terpaksa berutang, sesuaikan tenor pembayaran dengan kemampuan. 

Kebebasan mengatur keuangan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Kebebasan mengatur keuangan | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Kesimpulan

Mengatur keuangan adalah gagasan bahwa kamu ingin mengambil langkah sekarang untuk memastikan bahwa kamu dan keluarga terlindungi dengan baik di masa depan.

Cara terbaik untuk menjalani proses ini adalah dengan menetapkan kebutuhan dan keinginan jangka pendek, menengah, dan panjang yang tepat sehingga kamu dapat benar-benar menjalani kehidupan yang kamu inginkan.

Mengatur keuangan adalah soal masa depan. Masa depan yang lebih baik bagi kamu dan orang-orang yang kamu cintai.

Salam Hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun