Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Sulit Sekali Mengubah Kebiasaan Buruk?

17 Mei 2021   07:29 Diperbarui: 17 Mei 2021   22:36 2469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bad habits (Sumber: freepik.com)

Setiap tahun, ada seorang sahabat saya yang selalu mempunyai resolusi untuk berhenti merokok. Kenapa saya bisa tahu? 

Dia selalu (dan konsisten) mengumumkan resolusinya tersebut di media sosial tepat tanggal 31 Desember. 

Kemudian setelah satu atau paling lama dua bulan, kebiasaan buruk merokok itu kembali ia lakukan. Padahal selama satu sampai dua bulan setelah pengumuman terbuka untuk berhenti merokok tersebut, ada kemajuan yang cukup baik menurut saya.

Lantas kenapa ia kembali lagi ke kebiasaan buruk tersebut? Tentunya ada alasan di balik itu. Ketika kita bicara kembalinya seseorang melakukan kebiasaan buruk pasti ada alasannya. Sejumlah alasan yang tentunya tidak perlu kita bahas di tulisan ini. Setiap orang pasti punya permasalahannya masing-masing.

Setelah saya perhatikan, ternyata, sahabat saya tersebut kembali di kelilingi lingkungan teman-teman baiknya yang masih setia merokok. 

Teman-teman lama yang tanpa disadari oleh sahabat saya tersebut telah membawanya ke kebiasaan lama yang sebenarnya sudah mulai ia tinggalkan.

Nah, kisah singkat sahabat saya ini yang kemudian akan kita bahas, yaitu habit loop. Saya tidak akan membahas mengenai baik atau buruknya kebiasaan merokok, karena setiap orang mempunyai preferensi gaya hidup masing-masing.

Yang akan saya bahas adalah dari sudut pandang konsep "habit loop" itu sendiri. Sebuah konsep dari behavioral science yang mungkin banyak dari kita yang tidak menyadarinya namun kita melakukannya dan tidak bisa lepas dari looping tersebut.

Asbak dan Puntung Rokok (Sumber: Foto oleh David Taljat dari Pexels)
Asbak dan Puntung Rokok (Sumber: Foto oleh David Taljat dari Pexels)
Apa Definisi dari Habit Loop?

Saya ingin memulai definisi habit loop ini dari satu premis utama, yaitu perubahan itu sulit.

Sulit untuk berhenti melakukan hal yang sama seperti yang selalu kita lakukan, hanya karena kita selalu melakukannya. Singkatnya, sudah jadi kebiasaan.

Premis ini kemudian diperkuat oleh rutinitas yang kita jalankan sebagai adalah alat yang ampuh untuk memperkuat kebiasaan, baik lama ataupun baru.

Semakin sering kita melakukan sesuatu, semakin besar kemungkinan kita akan bertahan dengan perilaku itu dari waktu ke waktu. 

Jadi apa itu habit loop? 

Habit loop adalah pola pikir psikologis yang mengatur cara kerja perilaku kita dalam membentuk atau menghilangkan kebiasaan buruk.

Semakin jelas bukan? 

Ketika kita sulit meninggalkan kebiasaan buruk yang kita ciptakan sendiri, kita jalankan sendiri dan akhirnya kita terjebak di dalam sebuah looping yang tidak berkesudahan.

Bagaimana Cara Kerja Habit Loop Ini?

Pada 1990-an, para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menjelaskan struktur dari habit loop ini. Ternyata struktur habit loop ini menggambarkan pola neurologis yang mengatur rutinitas kita sehari-hari.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Habit Loop. Sumber: Dok. Pribadi
Habit Loop. Sumber: Dok. Pribadi
Terlihat jelas bukan? Jadi ketika pemicu kebiasaan kita masih ada dan masih berjalan, maka rutinitas akan tetap berjalan pula. 

Rutinitas inilah yang akan menentukan "penghargaan" yang akan kita peroleh. Penghargaan bisa berupa kesehatan karena kita punya habit loop rutin berolahraga atau sebaliknya, penghargaan berupa penyakit atau hal negatif lainnya yang disebabkan oleh kebiasaan buruk kita.

Berita baik (atau berita buruk)-nya adalah habit loop ini pada akhirnya akan sering terjadi secara otomatis, meskipun kita mungkin membuat pilihan sadar untuk melakukan tindakan itu. Sebagai contoh:

“Saya tidak fokus, jadi saya akan merokok dulu” atau "Saya bosan, jadi saya akan bermain medsos dulu."

Menyikat gigi setelah sarapan, misalnya, memberi kita penghargaan dengan mulut yang bersih dan segar dan tidak perlu lagi minder dengan lawan bicara. 

Kebiasaan mengirim pesan kepada pasangan kita saat kita terlambat memberi kita penghargaan berupa hubungan yang lebih baik.

Banyak sekali contoh-contoh positif dan sekaligus contoh negatif di sekitar kita. Semuanya tergantung dari cara kita memandang kebiasaan tersebut. 

Bagi saya yang terpenting adalah kebiasaan kita masih sejalan dengan norma-norma sosial yang berlaku universal.

Ada banyak penelitian tentang perubahan kebiasaan, dan banyak strategi yang dapat membantu kita berhenti dari rutinitas yang buruk. Tetapi kebanyakan penelitian setuju bahwa kita dapat mengisolasi dan menghindari pemicu kebiasaan buruk kita.

Yang berarti secara signifikan akan meningkatkan peluang kita untuk menghentikan kebiasaan itu.

Bagaimana Cara Memecahkan Kebuntuan Habit Loop Ini?

Karena hampir semua habit loop itu sangat tergantung dari lingkungan, maka memperbaiki circle sosial kita menjadi lebih penting daripada hanya sekedar keinginan berubah.

Saya tidak mengatakan bahwa keinginan berubah tidak perlu ada. Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa dari pola habit loop di atas kita perlu menghindari dan memperbaiki atau malah menghilangkan pemicu dari habit loop tersebut. Terutama pemicu habit yang negatif.

Mari kita mulai dari pemicu yang pertama:

1. Lingkungan Sosial
Orang-orang di sekitar kita, terutama teman kita dapat mengubah kebiasaan kita. Jadi, mulai perhatikan lingkungan sosial kita mulai dari sekarang. Terutama jika kita merasa lingkungan sosial kita saat ini memberikan pemicu yang negatif.

2. Komitmen Diri Sendiri
Misalnya, lebih mudah mengatakan, "Saya akan berolahraga jam 6 pagi tepat setelah saya menggosok gigi" daripada mengatakan, "Saya akan berolahraga hari ini." 

Pendekatan tersebut bisa digunakan untuk mengubah kebiasaan buruk. Misalnya, "Saya akan makan permen setelah saya makan sebagai pengganti rokok."

3. Jaga Mood
Nah ini yang sulit bukan? Sahabat saya tadi merokok karena stres dengan pekerjaan dan masalah-masalah lain. Ujungnya ia pusing, merokok berlebihan dan Voila! Akhirnya habit loop buruk itupun tercipta.

Saya ingin menekankan bahwa kita harus memberi perhatian khusus kepada habit loop. Hal ini karena membangun kebiasaan baik adalah masalah mendasar untuk saat ini atau masa depan kita. Tidak bisa dipungkiri perilaku kita sebagian besar dipengaruhi oleh kebiasaan kita.

Contoh nyata yang saya lihat adalah misalnya, prestasi siswa yang memiliki habit loop yang baik memiliki efek kumulatif terhadap kesuksesan mereka di masa depan. 

Oleh karena itu, siswa yang mempunyai habit loop positif berupa kebiasaan belajar yang baik, akan terus mempertahankan dan meningkatkan hasil belajarnya.

Kesimpulan

Tidak ada ramuan ajaib atau kekuatan superhero yang mampu mengubah seketika sebuah perilaku. Penelitian telah menunjukkan bahwa kemauan adalah faktor penting dalam keberhasilan.

Tapi sebelum kemauan muncul, kita perlu menggunakan proses berpikir kita dan kemampuan observasi untuk mengisolasi semua pemicu habit loop yang buruk.

Sebagai catatan akhir, beberapa orang lebih sulit menghentikan kebiasaan daripada orang lain. Metode yang saya coba jelaskan di atas mungkin tidak berhasil untuk semua orang. Tapi paling tidak semoga bisa menjadi satu solusi untuk kita semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun