Hujan bukanlah fenomena asing bagi kita. Proses terjadinya juga bisa dijelaskan, secara sederhana dimulai dari evaporasi, kondensasi, hingga presipitasi dalam bentuk air yang dikenal sebagai hujan. Namun terkadang hujan turun ketika matahari bersinar terik. Mengapa bisa demikian?
Hujan panas dapat terjadi karena beberapa hal, sebagai berikut:
1. Hujan Tertiup Angin Kencang
Ketika ada suatu tempat yang cerah, sedangkan di bagian lain terdapat wilayah yang mendung atau sedang hujan. Maka di tempat yang cerah tersebut bisa terjadi hujan karena tiupan angin yang membawa tetes hujan dari daerah yang sedang hujan tadi.
2. Udara Panas
Saat matahari terik, maka suhu akan semakin panas. Ketika suhu panas maka penguapan yang terjadi juga semakin besar, dan awan pun akan semakin banyak terbentuk untuk menghasilkan hujan.
Hujan panas bisa menghasilkan fenomena pelangi. Pelangi dapat terbentuk ketika terjadi pembiasan dan pemantulan tetes air hujan karena sinar matahari.
Hujan panas juga bisa disamakan dengan hujan zenithal yang terjadi di wilayah tropis. Hujan zenithal terjadi karena penyinaran matahari yang selalu tetap di wilayah ekuator.
Namun seringkali masyarakat Indonesia mengaitkan hujan panas dengan banyak mitos. Salah satu mitos yang terkenal di daerah saya mengatakan bahwa jika terjadi hujan panas maka akan terjadi suatu kesialan atau musibah. Untuk itu, kita dianjurkan tidak keluar rumah jika terjadi hujan panas.
Setelah mengetahui apa itu peristiwa hujan panas, yuk kita patahkan mitos tersebut. Sudah sepatutnya kita mencari tahu tentang berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta. Lewat ilmu sains dan teknologi manusia bisa mengatahui proses ilmiah dari setiap fenomena.
Sebagai generasi Z saya  mengajak teman-teman untuk berpikir kritis dan tidak mudah menelan berbagai mitos begitu saja.