Hobby Pegiat Literasi Memanen Cuan

Akibat ulah oknum penulis berdampak besar ke penulis yang benar-benar amanah dan jujur mencari berkah dari profesi menulis. Penulis yang egois dan mementingkan jumkat sendiri tanpa memandang kualitas bahkan mengancam keberadaan sebuah platform.  Demi cuan menghalalkan segala cara, hingga perjuangan berkesan, tinggal in memorian. 

Hal yang paling menyenangkan saat platform bakar-bakar duit istilahnya, para penulis pun merasakan derasnya cuan mengalir tanpa hambatan dan semakin gila ide penulis-penulis amatiran tersebut. Mereka memanen cuan ibarat memetik daun emas.

Menurut asumsi penulis yang berkutat di media platform online hanyalah bersifat sementara sebagai batu loncatan membangun kapasitas diri di bagian literasi. Seorang Coach pernah memberi pesan pada anak didiknya agar lebih fokus pada satu titik jenis kepenulisan tertentu. seperti Artikel, puisi, cerpen dan novel tidak bisa diajak menulis barengan, kalau ingin mendapatkan kualitas bermutu. Penulis menyadari hal tersebut agak berat memilih dunia fiksi atau non fiksi beriringan kecuali udah profesional, mengapa tidak? 

Ada sebuah filosofi terkait, bekerja memakai otot akan terasa keras dan membebani diri tak habis-habisnya. Bekerja memakai otak boleh dikatakan kerja cerdas akan menaikkan level branding diri. Netizen akan memilih yang mana tergantung situasi dan kondisi yang sedang di hadapi.

Akhir kata penulis ingin menyampaikan sebuah pesan'' Menyalurkan hoby menulis di blog atau wadah lainnya adalah sesuatu hal yang positif." Dengan menulis kita dapat menemukan solusi dari berbagai permasalahan contohnya jenuh (burnout), butuh penghargaan/royalti, katarsis dan lainnya. 

Begitulah cerita singkat dari penulis yang udah wara-wiri mencari pengalaman, menimba ilmu tentang kepenulisan sampai mengejar dolar di platform berbayar.
Mari! menulis sesuatu yang mendatangkan manfaat. Salam literasi dari penulis dan jangan lupa bahagia.....??