Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Tidak Sekadar Profesi

25 November 2019   11:52 Diperbarui: 26 November 2019   07:29 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Republika.co.id

Beliau tidak pernah mengatakan rasa sayang terhadap siswa-siswinya, bahkan cenderung galak dan keras. Namun, metode yang beliau selalu aplikasikan pada setiap jenjang pendidikan, bahkan dalam pekerjaan. Hal tersebut membuktikan bahwa beliau merupakan seorang pendidik tulen yang tulus. Ilmu yang beliau berikan tidak hanya mata pelajaran semata, tapi rasa adil, berusaha mendapatkan nilai yang terbaik dengan usaha sendiri, dan metode penyerapan informasi yang efisien. Dan manfaatnya masih sangat terasa sampai sekarang.

Inilah saya katakan, guru tidak sekedar profesi, ada goresan yang membekas yang membentuk pola pikir dan karakter seorang murid. 

Pak Sulis. 

Guru SMA saya yang juga sangat saya hormati. 

Masa itu, kurikulum angkatan saya haruslah memakai kurikulum KKM, kalau tidak salah namanya, dimana siswa harus lebih aktif mencari informasi, dan tidak hanya mengandalkan guru sebagai sumber informasi.

Guru yang paling bisa menerapkan hal tersebut adalah Pak Sulis. 

Beliau selalu meminta kami, para siswa, menganalisis informasi yang beliau berikan. Pertanyaan ujian, juga harus dijawab dengan analisis. Permainan debat juga seringkali diadakan, dan kami harus menggunakan fakta dan data yang akurat ketika berargumen. 

Hasilnya, tentu cara menganalisis dan cara berpendapat yang beliau ajarkan, terpakai hingga sekarang. Jadi ilmu yang Pak Sulis sampaikan tidak mentok pada mata pelajaran Tata Negara, PKN dan Sejarah. Tapi bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Inilah saya katakan, guru tidak sekedar profesi, pahlawan tanpa tanda jasa benar-benar terasa sekali. Coba kita hitung biaya yang kita keluarkan untuk sekolah berapa, dan ketika ilmunya bisa diterapkan sampai akhir hayat, dan secara tidak langsung membantu mendapatkan penghasilan.  Itu kan namanya kita diberikan paket hemat.

Pak Ou.

Guru diploma saya yang dulunya sempat saya benci sekali. Setiap ada kesempatan, pasti beliau memanggil nama saya untuk menjawab pertanyaan, hingga terkadang saya gelagapan sendiri. Belum lagi nilai saya yang buruk dibandingkan dengan nilai siswa lain yang berprestasi, dan itu selalu ditunjukkan depan teman-teman saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun