Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Baik Belum Tentu Baik, Jahat Belum Tentu Jahat

18 Mei 2019   18:16 Diperbarui: 18 Mei 2019   18:29 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kau sudah berteman dengan dia?! Lebih baik kau mati sekarang, hina kelompok kita ada yang bergabung dengan orang sesat!!", kata si ketua

"Sekalian kau mati dengan keluargamu semuanya, keluargamu juga sama kotornya dengan kau", kata salah satu teman si Ketua

"Keluarga saya sama sekali tidak tahu menahu, saya berteman dengan orang sesat itu. Ampunilah mereka", ia berlutut dihadapan mereka untuk melindungi keluarganya.

"Kalian semua sudah kotor dan mengkhianati aliran kita, mati kalian.", kembali Ketua berkata.

Kemudian seorang wanita mengeluarkan pedang, pedang tersebut akan menebas kepala istrinya terlebih dahulu...


Alkisah, ada seorang pemimpin partai yang sangat mencintai musik. Pemimpin tersebut termasuk Aliran Putih, dimana aliran tersebut diisi dengan orang-orang baik dan berilmu tinggi. Liu Zheng Feng, nama pemimpin partai tersebut. Liu Zheng Feng adalah pribadi yang sangat dihormati dan disegani di alirannya. Namun dirinya merasa kesepian, karena tidak memiliki teman yang memiliki kecintaan pada musik seperti dirinya.

Kecapi adalah alat musik yang sangat ia senangi. Ia sering bermain di taman yang dikelilingi air terjun. Adem, damai, dan tanpa persengketaan. Suatu hari, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang menghampirinya, datang sambil membawa Er Hu, tanpa banyak kata, pria tersebut langsung mengimbangi dan melengkapi permainan musik Liu Zheng Feng.

Permainan musik mereka benar-benar melengkapi, sampai mereka seperti berkomunikasi melalui musik itu. Tidak terasa petang hari sudah tiba, pria tersebut pamit tanpa memperkenalkan diri. Penasaran, Liu Zheng Feng berkata, "Besok datang lagi, kawan, di waktu yang sama".

Esokannya, lelaki tersebut kembali datang, dan mereka pun kembali mengobrol melalui alunan musik, kecapi dan er hu. Liu Zheng Feng cukup penasaran dengan si pria memiliki ilmu tinggi atau hanya orang biasa yang mencintai musik. Maka ia memainkan kecapinya menggunakan tenaga dalam. Apabila pria tersebut bukanlah orang yang berilmu tinggi, maka pria itu tidak akan merasakan tenaga dalamnya. Permainan musik semakin seru, Liu Zheng Feng ternyata memiliki tandingan yang kuat, karena ia merasakan ada tenaga dalam yang sangat kuat melawan permainan kecapinya.

Semakin penasaran, Liu Zheng Feng dan pria tersebut saling bertanding tenaga dalam dan berkomunikasi melalui alunan nada yang indah. Bagi orang yang tidak tahu, mereka seperti dua orang seniman yang sedang bermain musik. Kalau paham, orang akan tahu kalau mereka sedang berduel sangat hebat sambil mengobrol melalui alunan nada kecapi dan er hu yang indah.

Petang hari tiba kembali, pria tersebut pamit kembali. Tapi keesokannya sang Pria kembali lagi untuk bermain musik dengan Liu Zheng Feng.

Hal ini berlangsung berbulan-bulan, dari sana Liu Zheng Feng tahu bahwa pria yang berduel dengannya adalah pendekar hebat yang berasal dari Aliran Sesat. Aliran yang semestinya menjadi musuh bebuyutan tempat alirannya, aliran putih, tempat dia bernaung. Qu Yang, namanya, dan ternyata Qu Yang adalah salah satu ketua sekte Matahari Rembulan, aliran yang anggota-anggotanya terkenal jahat dan bengis.

Persahabatan yang mereka bangun melalui musik, tidak mempengaruhi diri mereka akan permusuhan antar aliran yang sudah ada dari zaman nenek moyang. Persahabatan mereka benar-benar murni karena musik, tidak ada penilaian bahwa orang aliran sesat pastilah bengis dan jahat, cenderung tidak punya perasaan, orang aliran putih pastilah sok suci dan sok baik. 

Mereka berteman tanpa melihat embel-embel kepemimpinan dari aliran mereka berada. Dasar persahabatan mereka adalah musik, dan secara komunikasi serta cara berpikir, mereka sama. Bahkan masing-masing dalam diri mereka, merasa lebih nyambung satu sama lain, dibandingkan teman-teman satu alirannya.

Liu Zheng Feng dan Qu Yang bersama-sama menciptakan sebuah lagu yang sarat akan kepatriotisme dan persahabatan murni, nyanyian diiiringi musik yang sarat dengan tenaga dalam yang sangat tinggi ilmunya. Tidak sembarang orang yang bisa memainkan lagu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun