Berbicara adalah aktivitas menggerakkan bibir dan lidah dengan dukungan getaran pita suara. Dalam praktiknya, mudah sekali. Tidak ada susah payah dalam mengucap dengannya dan tidak ada pengorbanan saat menggerakkannya.
Oke. Jadi karena begitu mudah, banyak kasus yang jika seseorang tidak beruntung, maka ucapannya menimbulkan mudarat saja. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sehingga banyak kekasih Allah SWT. yang memiliki perangai baik dengan menjaga lisan. Siapa sajakah mereka yang lebih memilih diam dan memiliki kesan dengan "diam"?
Nabi Muhammad SAW. bersabda, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau (kalau tidak) diam.
Segolongan kaum bertanya kepada Nabi 'Isa a.s. "tunjukkan kepada kami amal yang dapat menjadikan masuk surga."
Kemudian Nabi 'Isa a.s. menjawab, "jangan bicara selamanya."
Kaum pun menjawab, "kami tidak mampu melakukannya."
Kemudian Nabi 'Isa menjawab lagi, "jangan berbicara kecuali berisi kebaikan."
Nabi Sulaiman bin Daud a.s. berkata, jika kalam itu terbuat dari perak, maka diam terbuat dari emas.
Yazid bin Abi Habib berkata, diantara fitnahnya (sesuatu yang menjerumuskan pada keburukan) orang 'alim adalah apabila ia lebih menyukai berkata-kata daripada mendengarkan. Padahal sesungguhnya dengan mendengarkan tersimpan keselamatan dan bertambahnya ilmu.