Mohon tunggu...
Nala Widya Aprelia
Nala Widya Aprelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maliki Malang

masih belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sebenarnya Ideologi Pancasila dan Islam Saling Berkaitan atau Tidak?

25 September 2022   09:00 Diperbarui: 25 September 2022   09:02 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan sebagai pedoman oleh masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama. Hal itu berarti setiap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika kita mengaitkan antara Ideologi Pancasila dengan Islam apakah nilai-nilai yang terkandung dan terpapar diatas dapat diterapkan semestinya? Apakah Pancasila dan Islam memang berkaitan atau malah bertentangan. Coba kita baca terlebih dahulu ulasan mengenai Ideologi Pancasila dan Islam berikut.

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, ‘idea’ dan ‘logos’. Idea berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup kajian asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan. 

Ideologi memiliki kedudukan yang sentral bagi setiap bangsa, tidak hanya menjadi pedoman bagi masyarakat dalam mencapai tujuannya. Ideologi juga memiliki peranan sebagai pemersatu bangsa. Karena pada dasarnya tiap bangsa di dunia ini memiliki keberagaman suku, bahasa, adat, budaya, dan agama.

Sementara, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau asas. Sila juga diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun), akhlak dan moral. Secara keseluruhan Pancasila berarti lima dasar dari negara Indonesia. 

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan, Ideologi Pancasila merupakan kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima sila dalam Pancasila. Jadi, selain bunyi kelima sila Pancasila yang harus kita hafal dan pahami, penting juga untuk mengetahui mengenai Ideologi Pancasila. 

Namun, sebenarnya apa tujuan yang ingin dicapai dari Ideologi Pancasila? Diantaranya yang pertama, menghendaki seluruh rakyat Indonesia untuk memiliki sikap religius, memeluk agama sesuai dengan keyakinan, dan taat kepada Tuhan. Kedua, menanamkan dan menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). 

Ketiga, menciptakan bangsa yang nasionalis dan menanamkan rasa cinta tanah air kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. 

Keempat, menciptakan bangsa yang demokrasi, yaitu mendahulukan kepentingan umum untuk kesejahteraan bersama. Terakhir, yang kelima adalah menciptakan bangsa yang adil, baik secara sosial maupun ekonomi, sehingga seluruh rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan usaha tanpa membeda-bedakan.

Lalu apa kaitan antara Ideologi Pancasila dengan Agama? Khususnya Islam.

Agama dan Pancasila memiliki kesamaan fungsi, yaitu sebagai nilai dan alat untuk mencapai kesejahteraan lahir batin masyarakat. Mereka menempuh satu tujuan tertentu, namun perannya yang berbeda. 

Agama berperan sebagai perekat sosial dan pembina rohani yang menyajikan tata kelola mental, spiritual dan seluruh sendi kehidupan manusia. Sedangkan Pancasila berperan sebagai pedoman (ideologi) bernegara yang menyajikan tata kelola negara supaya terarah pada sasaran. 

Antara agama dan Pancasila telah terjadi saling dukung dan saling menguatkan. Pancasila mengakui agama dan juga agama mengapresiasi nilai-nilai Pancasila. Pancasila memberi ruang yang luas bagi agama. Nilai ketuhanan yang terkandung dalam Pancasila adalah inti ajaran agama. Sementara itu agama menilai positif pada isi Pancasila karena tidak bertentangan dengan doktrin agama.

Jika berbicara mengenai agama, mungkin tidak hanya Islam saja yang dapat disandingkan dengan Ideologi Pancasila. Karena ada berbagai agama di Indonesia, yakni Hindu, Kristen Protestan, Katolik, Konguchu, dan Budha. 

Islam yang dibicarakan dan dicantumkan sebagai asas dasar adalah Islam dalam arti ideologi, bukan Islam dalam arti agama. Langkah ini bukan berarti menafikan Islam sebagai agama, tetapi mengontekstualisasikan Islam yang berperan bukan hanya jalan hidup, tetapi juga sebuah ilmu pengetahuan dan pemikiran yang tidak lekang seiring perubahan zaman.

Bagaimana jika kita analisis satu-persatu hubungan antara Islam dengan sila dalam Pancasila.

Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Di Indonesia sendiri terdapat beragam agama meskipun mayoritas memang agama Islam, namun prinsip tiap agama adalah Ketuhanan. Jika dalam agama Islam, hal ini membahas mengenai konsep tauhid. 

Pancasila juga loyal untuk tiap agama, terbukti dengan digantinya rumusan Pancasila sila pertama yakni diawal disebutkan “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya” hal ini dirasa kurang relevan dengan agama-agama di Indonesia. 

Lalu diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana tiap warganya berhak memilih agama apa yang akan mereka anut. Layaknya Islam yang mengajak orang untuk memeluk agama dengan cara halus dan tidak memaksa.

Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sikap adil sangat ditekankan oleh ajaran Islam dan sikap adil dekat dengan ketaqwaan kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Maidah ayat 8.

Demikian juga konsep beradab dengan menegakkan etika dan akhlak yang mulia menjadi misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw. dengan sabdanya, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Sila Ketiga, Persatuan Indonesia

Ajaran Islam memerintahkan agar umat Islam menjalin persatuan dan kesatuan antar manusia dengan kepemimpinan dan organisasi yang kokoh dengan tujuan mengajak kepada kebaikan. Tidak hanya dengan organisasi, dengan manusia kita sudah selayaknya saling tolong menolong. 

Dijelaskan dalam surah Al Maidah ayat 2. Disamping itu, berdasarkan riwayat Bukhari “Orang mukmin bagi orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan sebagiannya memperkokoh (menolong) sebagian yang lain. Jadi Sila ketiga ini sejalan dengan nilai Islam, dimana di setiap negara sangat penting adanya, diharapkan dengan segala hal yang ada didalamnya baik dari segi agama maupun rakyat dapat bersinergi untuk mewujudkannya.  

Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Prinsip yang ada pada sila keempat ini merupakan serapan dari nilai-nilai Islam yang mengajarkan kepemimpinan yang adil, yang memerhatikan kemaslahatan rakyatnya dan di dalam menjalankan kepemimpinan melalui musyawarah dengan mendengarkan berbagai pandangan untuk kehidupan bersama dengan kemufakatan. Sesuai dengan ayat Al-Quran dalam surah Sad ayat 26. 

Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia dengan mengedepankan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana ditegaskan dalam sila-sila dalam Pancasila sejalan dengan ajaran agama. Bahkan pengamalan agama akan memperkokoh implementasi ideologi Pancasila.

Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengelola negara dengan prinsip keadilan yang meliputi semua aspek, seperti keadilan hukum, keadilan ekonomi, dan sebagainya, yang diikuti dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat merupakan amanat setiap agama bagi para pemeluknya. Dalam Islam diajarkan agar pemimpin negara memerhatikan kesejahteraan rakyatnya, dan apabila menghukum mereka hendaklah dengan hukuman yang adil. (QS. Nisa: 58). 

Dalam hal ini memang sejalan dengan nilai Islam, namun apakah implementasinya sesuai dengan kaidah diatas? Apakah di negara Indonesia semua hukuman sesuai dengan perbuatan yang dilakukan?

Jika kita kembali ke Sila pertama bahwa semua warga berhak untuk menganut agama apa saja yang ingin mereka anut, dimana setiap agama memiliki prinsip ketuhanan dan tentunya setiap agama memiliki aturan dan larangan untuk tiap penganutnya. 

Jika dilakukan atau tidak, pasti terdapat karma tersendiri. Sederhananya begitu. Tidak mungkin sepertinya jika suatu agama menyuruh pemeluknya untuk berlaku tidak adil atau perilaku buruk lainnya. Jika demikian, mengapa masih terjadi penyelewengan baik dari individu atau negaranya. Apakah hal ini disebabkan karena lupa akan nilai Pancasila atau malah tidak ada kepercayaan atau ketakutan akan agama dalam diri manusia? 

Maka dari itu diharapkan tiap warga negara untuk dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang mana Pancasila sebagai dasar negara merupakan pedoman untuk tiap masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. 

Kita memiliki Ideologi Pancasila tapi tidak menggadaikan iman kita. Karena pancasila dan Islam saling melengkapi. Ideologi adalah ciptaan manusia. Orang Islam boleh berideologi apa saja asal tidak bertentangan dengan Islam. Dapat ditekankan lagi, bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Jika kita memahami Islam secara komprehensif maka akan dapat memahami hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun