Dunia lagi-lagi kau ratapi dengan sebuah kondisi
menantang Illahi untuk selalu memberi
Tuhan yang derma kasih
tiada kuasa siapapun mengebiri
sampai kau mati tanganNya tiada akan salah meneliti pada siapa-siapa nama yang patut berseri
menengadahi peluk-peluk seakan dirinya terkasihi
Jahanam, aku yang manusia melihatmu ingin merajam
pandai celotehmu meradang
sukar sekali kau membaca peta Tuhan
muara-muara berair matanya
teraliri jejakan jahiliyah yang merekam
nanti tahan yang lapang ini
kalau saja mampu menendang
ia sangat sakit, menahan badanmu yang penuh busuk bebauan
senantiasa ia yang mohon ampunkan
mengadu, merayu Tuhan biar dikuatkan
menjadi sebuah jalan
dalam peta Tuhan
hanya malunya, pada baik perangaiNya
segan bila kini ia diguncangkan
mengindahkan tutur Tuhan
teramat baik daripada izin memberi jalan
namun perannya ia tahu sebagai tapak-tapak menuju peta Tuhan
hanya saja yang suka lewat ia tokoh khianat pada Tuhan
Tapi Tuhan tau
menggelapkan pandangmu
yang sinarnya kau lupakan untuk tunjuk jalanmu
aku hanya saja menggurutu
semoga Tuhan tak lama-lama mencopot bola matamu