"Rooem (Ruum)"
Oleh : Naila Karima
Sial !
selasa apa yal sial sungguh sial yal yal yal
jalan malam sialan !
ajakan makan malam sialan !
teman-teman pada sialan !
Si Alan sialan !
motor sialan !
kedai sialan !
kenyangmu kenyangku sialan !
begini jadinya tak izin emak jadi sial !
keluar kau ajak minum arak jadi sial !
sial kau sial sial sial !
izinku tuk makan malam namun sungguh kuingin bukan tuk jadi sial
"Wedhus !"
 ban motor bocor pada bahu jalan trotoar
Lagi-lagi uang keluar
jasa penambal nanti semestinya harus ku bayar
Sial !
Yang sedang kupegang namanya bukan pacar
namun hanya dia yang seolah kurang ajar
hanya dia yang kena tusukan jarum kasar
kuembat seperti ingin ku laknat pantas saja karna bukan pacar
dasar menyebalkan seperti gatalnya cacar
sebal karna menungguinya serta merta sampai fajar
"Hei kau bukan pacar"
Â
Kering, kering sudah benak mengumpatnya yang sedang ditambal
Gundul berwajah tak gusar sedang menambal
Sungguh gumam apa yang sedang berdendang
dalam perut yang usai makan rendang
Coba sebut satu panjatan aduan yang tiap harinya mengajar?
"Wahai yang mengasihiku di setiap nafasku, kau pengasihku. Hujanilah siswa didikku dengan ilmu. Mudahkanlah ia meraih galah harapan yang masih jauh terlihat semu."
Aih ! yang dijalani ini kerja halal
dia bukan maling juga berandal
Namun
coba lagi katakan harap apa yang terperanjat olehnya yang sedang berpakaian doreng itu?
"Duhai engkau yang memiliki dunia ini dengan seisinya. Kupasrahkan daulat negara pada engkau sepenuhnya"
Nitrogen sudah ditiupkan pada selang menuju ban
sudah sejam aku di pangkalan tambal ban
namun ingin ku tahu
macam apa doa yang "Rooem" selalu panjatkan kala malam
hingga dimampuinya setiap hari makan dengan ayam
Oh "Rooem"
Ini doa yang kau panjatkan
"Oh tuhan tancapkan paku hitam pada siapa saja yang sedang melewati jalan"