KPAI menyoroti salah satu kasus familisida di Kediri akhir 2024, ketika satu keluarga tewas karena jeratan utang pinjol. Ini menegaskan bahwa filisida tidak pernah berdiri sendiri; ia sering menjadi puncak gunung es dari kemiskinan, stres, kekerasan dalam rumah tangga, dan kurangnya dukungan sosial.
Bagaimana Mencegah Filisida?
Fenomena ini jelas bukan sekadar masalah kriminal, tetapi juga isu kesehatan mental, sosial, dan perlindungan anak. Maka, pencegahannya pun harus menyeluruh:
- Deteksi dini gangguan mental ibu.Â
Bidan, puskesmas, hingga posyandu perlu dilatih untuk melakukan skrining depresi dan psikosis pascapersalinan. Bila ada gejala halusinasi, delusi, atau pikiran bunuh diri, rujukan harus segera dilakukan ke psikiater. - Dukungan sosial dan keluarga.Â
Ibu baru melahirkan sering kali merasa sendirian. Suami, keluarga, dan lingkungan perlu hadir, bukan hanya membantu secara fisik, tapi juga memberi ruang untuk berbagi cerita tanpa menghakimi. - Penanganan kekerasan dalam rumah tangga.Â
Banyak filisida terjadi dalam rumah tangga penuh konflik. Layanan konseling keluarga, shelter darurat, dan jalur hukum harus diperkuat. - Akses mudah ke layanan darurat kesehatan jiwa.Â
Saat ini pemerintah memiliki hotline SEJIWA 119 ext 8 atau Healing119, yang bisa dihubungi bila seseorang mengalami krisis psikologis. Sayangnya, belum banyak yang tahu jalur ini, sehingga sosialisasi perlu lebih masif. - Kebijakan lintas sektor. Kesehatan, perlindungan anak, pendidikan, dan penegakan hukum perlu berjalan seiring. KPAI sudah membangun bank data kasus filisida, tapi langkah ini harus diikuti dengan kebijakan preventif di lapangan.
Luka Sunyi yang Perlu Didengar
Di balik setiap kasus filisida maternal, ada kisah manusia yang kompleks. Seorang ibu mungkin tidak lagi melihat jalan keluar selain mengakhiri hidup anak dan dirinya. Itu adalah tragedi ganda: anak kehilangan masa depan, ibu kehilangan hidup, dan masyarakat kehilangan kepekaan.
Kasus di Bandung seharusnya menjadi alarm keras. Bukan untuk sekadar mencari siapa yang salah, tapi untuk bertanya: sudahkah kita mendengar jeritan sunyi para ibu yang kewalahan? Sudahkah kita menciptakan ruang aman bagi mereka untuk meminta bantuan tanpa stigma?
Filisida bukan sekadar statistik atau berita kriminal. Ia adalah tanda bahwa sistem dukungan kita baik keluarga, masyarakat, maupun negara masih belum cukup kuat. Dan setiap anak, setiap ibu, berhak hidup dalam lingkaran kasih sayang, bukan dalam lingkaran tragedi.
Penutup
Filisida maternal adalah fenomena langka tapi nyata, dengan faktor pemicu yang berlapis: gangguan kesehatan mental, tekanan ekonomi, konflik keluarga, hingga isolasi sosial. Pencegahannya menuntut kolaborasi lintas sektor: dari tenaga kesehatan, keluarga, hingga kebijakan negara.
Jika Anda, atau orang di sekitar Anda, sedang merasa putus asa, mendengar bisikan untuk menyakiti diri sendiri atau anak, segera hubungi 119 ext 8 dan atau datangi fasilitas kesehatan terdekat. Jangan menunggu sampai terlambat.