Seperti yang pernah lihat di film-film drakor dimana ceritanya mudah berubah, begitu pun ketika liat status medsos teman, hari ini statusnya healing, eh.. besoknya statusnya berubah gambar emot pusing..hehe..ya itulah kehidupan..
Terlepas dari apa yang realitas teman sedang terjadi, saya iseng  berspekulasi apakah mungkin proses healing nya tidak sesuai harapan atau salah penempatan istilah dengan Refreshing?
Btw saya pernah merasakan juga seperti ini:
Liburan udah jauh-jauh pergi ke alam, view-nya indah sejuk, tempatnya keren, tapi pas pulang... kosong. Nggak tahu kenapa, tetap capek. Fisik udah istirahat, tapi hati masih sumpek.
Awalnya saya pikir ini cuma soal penat. Tapi ternyata --- ada yang lebih dalam dari sekadar lelah tubuh.
Mungkin yang saya butuh bukan cuma jalan-jalan. Tapi penyembuhan.
Dan dari situ, saya mulai belajar membedakan dua kata yang sering disama-samakan orang: refreshing dan healing.
Refreshing: Jeda Cepat untuk Kepala yang Sumpek
Refreshing itu seperti minum air dingin saat siang bolong. Segar, menyenangkan, dan bisa bikin semangat balik lagi --- tapi hanya sementara. Kita semua butuh refreshing. Itu semacam tombol "pause" di hidup kita.
Biasanya dilakukan saat stres ringan, jenuh kerja, atau penat dengan rutinitas. Bentuknya bisa macam-macam:
- Nonton film lucu
- Scroll media sosial
- Hangout bareng keluarga atau teman
- Liburan singkat ke tempat wisataÂ
Refreshing itu seperti recharge baterai. Tapi masalahnya, yang kita isi ulang hanya permukaan, bukan isi terdalam.