Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penyuka kopi penikmat literasi // Scribo Ergo Sum // Instagram: @kangnanang.ah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Childfree, Tinjauan Psikologi, Kesehatan, dan Pandangan Islam

9 Februari 2023   20:08 Diperbarui: 9 Februari 2023   20:09 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan suami-istri yg tidak menginginkan anak. (Gambar diambil via antara.com)

"Nikah tapi memilih gak punya anak, kok bisa?". Itulah sebuah pertanyaan umum yang mungkin bergelayut dalam pikiran kita, merespon trend Child free yang sempat viral di media social dan masih menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia.


Childfree dalam tinjauan Psikologi


Istilah Childfree adalah ketika pasangan suami istri dengan sadar memilih keputusan untuk tidak mempunyai anak. Gaya hidup childfree saat ini sedang mengalami trend peningkatan  baik di Indonesia maupun luar negeri.


Padahal sebenarnya istilah childfree atau childless  ini sudah ada sejak  (Veevers JE 1979) pertama kali menggunakan istilah tersebut dalam publikasinya di jurnal Marriage & Family Review.


Menurut psikolog Oktina Burlianti merespon pasangan suami istri yang memilih child free, mengatakan, selama pasangan memiliki visi  yang jelas, baik itu visi jangka pendek, menengah dan panjang, dan siap dengan akibat atas pilihannya untuk child free, tidak akan menjadi kendala bagi kehidupan pernikahan mereka


Oktina mengingatkan ada konsekuensi dalam setiap keputusan. Berbagai pertimbangan perlu dipikirkan dengan melihat dari berbagai aspek social, kultural, hukum, dan agama. Pasangan juga harus memikirkan siapa ahli warisnya kelak. Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, seperti dikutip dari laman Liputan6.com (16/9) 2021


Selanjutnya psikolog yang akrab disapa Ulli mengatakan, pilihan untuk childfree atau tidak mempunyai anak sebaiknya bukan didasari karena bentuk pengabaian atau pelarian.


Biasanya ada beberapa alasan yang menjadi factor penyebabnya. Diantaranya adalah masalah personal, finansial, latar belakang keluarga, kekhawatiran akan tumbuh kembang anak, kesehatan fisik dan reproduksi, dan kondisi mental.


Kalau alasan childfree karena factor medis sebenarnya bisa dimaklumi, seperti factor usia wanita yang sudah tua sehingga dikhawatirkan berakibat pada  kematian ketika melahirkan,  karena factor kesehatan reproduksi yang tidak memungkinkan melahirkan anak, atau kesehatan mental yang kondisinya mengkhawatirkan, bisa saja di benarkan.


Dalam hal ini penulis menilai  ketika alasannya  sudah melanggar hukum kodrat sebagai wanita, apalagi agama. Dan menjadikan childfree sebagai gaya hidup, pilihan chilfree yang seperti itulah  kemudian harus dipertimbangkan.

 Walaupun dalam hal ini keputusan tersebut menjadi pilihan hidup masing masing, mana pilihan yang terbaik yang tentunya dengan mempertimbangkan konsekuensinya


Childfree dalam Tinjauan Kesehatan


Dalam sebuah penelitian seperti dilansir dari laman ScienceDaily dikatakan, bahwa wanita yang tanpa melahirkan anak menghadapi resiko kematian dini dan kesehatan yang lebih buruk dikemudian hari


Tidak memiliki anak juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Ketika wanita hamil dan menyusui, maka resiko terkena kanker payudara akan berkurang karena adanya perubahan hormonal selama menjalani kedua fase tersebut

Selanjutnya Penelitian Melissa L Graham dan rekan (2011) pada wanita di Australia menunjukan wanita yang memilih childfree memiliki resiko yang lebih besar mengalami kesehatan fisik dan mental yang buruk dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak.


Begitupun penelitian di Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, dan Kanada menunjukan bahwa wanita tanpa anak akan mengalami kesepian, depresi, dan tekanan psikologi yang lebih besar pada usia lanjut. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa dampak buruk childfree terhadap kesehatan mental cenderung muncul pada usia tua


Childfree menurut Islam


Dalam Islam manusia diberikan kebebasan untuk memilih apakah memilih yang baik dan ataupun yang buruk sesuai dengan pilihan manusia itu sendiri. Seperti tercantum dalam Alquran Surat Albaqarah ayat 256 yang artinya: "Tidak ada paksaan dalam masalah agama". Begitu pun ketika ada orang yang memilih untuk tidak mempunyai anak itu sah sah saja


Namun yang perlu dicamkan adalah bahwa Allah Taala yang Maha Mengetahui dan Menciptakan manusia tentu lebih tau kelebihan dan kekurangan manusia itu sendiri. Makanya dalam berbagai aspek kehidupan Islam telah memberikan tuntunan kepada manusia untuk dijalankan yang tentunya guna kemaslahatan umat manusia itu sendiri


Memiliki anak tentunya dambaan setiap insan yang berumahtangga, karena dengan adanya buah hati yang hadir, seakan melengkapi keluarga itu sendiri. Banyak orang yang merindukan akan kehadiran anak, hingga melakukan berbagai cara


Rasulullah SAW bersabda:

"Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat" (Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa'id bin Mansur dari jalan Anas bin Malik)


Maka menurut hadis tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk memiliki banyak keturunan.


Dalam Alquran juga Allah berfirman yang artinya:
"Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah Allah tetapkan untukmu." (QS: Al Baqarah: 187).


Dalam kalimat 'maa kataballahu lakum' apa yang ditetapkan Allah untukmu, menurut para ulama menafsirkan kalimat tersebut denganmemiliki keturunan.


Islam telah menuntun umatnya  memberikan jalan kehidupan yang terbaik. Berumahtangga dan mempunyai keturunan merupakan fitrah manusia, dan sebagai salahsatu tujuan guna terciptanya tatanan peradaban, dimulai yang terkecil keluarga, lingkungan terkecil, sampai lingkungan dunia.


Melalui fitrah ini tentunya banyak hikmah yang bisa diambil. Kebahagian, kesedihan, kesulitan dalam mengarungi rumahtangga merupakan salahsatu jalan untuk meraih ridha Allah SWT, dan hikmah kemajuan bagi manusia itu sendiri. Disana ada lautan ganjaran, pahala yang justru bisa kita raih


Alasan yang menjadikan pasangan untuk tidak mempunyai anak atau childfree yang dijadikan gaya hidup, diantaranya terkait ketakutan resiko  finansial, dampak mental, menurut saya alasan tersebut tidak mendasar. Kecuali alasan medis yang telah disebutkan diatas.


Namun sekali lagi bahwa hidup ini adalah pilihan. Fitrah, Agama, sosial, telah mengatur semuanya untuk kebaikan. Dan melawan arus merupakan pilihan yang kurang tepat. Tapi semuanya terserah pilihan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun