Mohon tunggu...
Nahda Nafiisa
Nahda Nafiisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Psikologi UIN Jakarta

Mahasiswa Program Studi Psikologi UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suka Berbohong dan Sulit Menghentikannya? Bisa Jadi Itu Mythomania, lho!

24 Desember 2023   17:35 Diperbarui: 24 Desember 2023   17:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: barakabits.com

Mythomania, mereka yang terjerat dalam labirin kebohongan, menciptakan narasi serta drama kehidupan yang begitu rinci sehingga sulit untuk membedakan antara fakta dan imajinasi.

Anda mungkin pernah mengenal atau melihat seseorang yang sering berbohong tanpa adanya tujuan tertentu, atau bisa jadi orang itu adalah diri Anda sendiri? Saking seringnya seseorang berbohong, kita mungkin akan bertanya-tanya apakah itu termasuk dalam gangguan psikologis? Ternyata itu memang ada kaitannya dengan gangguan psikologis, lho! Istilah khusus untuk seseorang dengan kondisi ini adalah mythomania atau bohong patalogis. Mari kita telusuri lapisan kebohongan yang melingkupi kehidupan para mythomania, seseorang yang menggabungkan realitas dan khayalan dalam sebuah drama yang menarik.

Bagaimana Seseorang Dapat Disebut Mythomania?

            Perlu diketahui, tidak mudah mengenali gejala serta ciri orang yang mengalami mythomania ini, bahkan sering kali sulit untuk membedakannya dengan kebohongan biasa. Lalu, bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa orang tersebut dapat dikatakan myhtomania? Yuk, kita simak ciri-cirinya!

Menurut Nadia Faradiba (2022) dan dr. Nurul Fajriah (2023), terdapat beberapa ciri serta contoh kebohongan yang biasanya dilakukan oleh mythomania, di antaranya:

  • Kebohongan mereka dilakukan tanpa adanya alasan, tujuan, ataupun keuntungan secara materil yang jelas, melainkan hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
  • Ceritanya biasanya disampaikan dengan sangat dramatis, rumit, dan sangat detail dibanding dengan kebohongan biasa.
  • Biasanya, mereka akan menjadi tokoh utama sebagai penyelamat atau korban dalam cerita tersebut.
  • Kebohongan akan disampaikan berkali-kali, permanen, dan konsisten dalam penyampaiannya.
  • Mereka memercayai bahwa cerita mereka benar-benar terjadi meskipun dilakukan dalam keadaan sadar, sehingga mereka kesulitan bahkan tidak bisa membedakan lagi mana yang fiktif dan mana yang fakta.

Beberapa contoh kebohongan dari ciri-ciri tersebut, antara lain:

  • Membuat cerita palsu bahwa mereka telah meraih suatu gelar atau prestasi yang sebenarnya tidak pernah mereka raih.
  • Menceritakan bahwa mereka memiliki penyakit yang mematikan, padahal tidak.
  • Berbohong untuk memberikan kesan yang baik tentang dirinya pada orang lain, seperti menyampaikan bahwa ia berkerabat dengan tokoh masyarakat ternama, hingga memiliki suatu perusahaan yang besar.

Apa Penyebab Timbulnya Mythomania Pada Seseorang?

            Penyebab dari mythomania belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa psikolog serta psikiater memercayai faktor lingkungan serta trauma berperan penting dalam membentuk karakter mythomania ini. Seperti, seseorang yang memiliki mythomania mungkin hidup di lingkungan yang memercayai bahwa manfaat berbohong lebih besar dibandingkan dengan risikonya dan dengan berbohong, mereka baru akan mendapatkan perhatian serta simpati dari orang lain di sekelilingnya. Selain itu, dengan berbohong, mereka berupaya untuk mengatasi trauma masa lalu dan menutupi rasa rendah diri atau kekurangan dalam dirinya.

Bagaimana Cara Mengatasi Mythomania?

            Umumnya, penderita mythomania memerlukan pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu sebagai penenang. Seperti berkunjung ke psikolog atau psikiater, hal ini dapat membantu mereka dalam menghadapi kondisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun