Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sejumlah Pertanyaan Tak Terjawab dalam Kasus Mirna

2 Februari 2016   12:19 Diperbarui: 2 Februari 2016   13:58 14171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pra-rekonstruksi kematian Wayan Mirna Salihin (27) di Kafe O, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (11/1/2016). (KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM)

Kasus tewasnya Wayan Mirna setelah meneguk kopi Vietnam mengundang perhatian banyak pihak. Bahkan hingga penahanan Jessica pun, perhatian publik tidak berhenti di sana. Saya mengikuti kasus ini secara tidak langsung, artinya hanya dari sajian informasi media saja.

Sejak awal polisi terkesan fokus hanya pada penyebab tunggal yaitu kopi yang sudah tercampur sianida. Lalu juga fokus pada sosok tunggal, yaitu teman Mirna yang memesan kopi. Kenapa? Itulah yang membuat saya makin tertarik. Bagi saya, ada sejumlah pertanyaan yang tak terjawab (karena mungkin saya terlewatkan dalam mengikuti perkembangan beritanya).

Berikut ini pertanyaan-pertanyaan dalam benak saya:

1. Siapa yang paling diuntungkan dalam kematian Wayan Mirna?

  • Keuntungan dalam bidang usaha: Siapa pewaris perusahaan yang baru saja diberikan padanya? Kenapa perlu meniadakan ahli waris saat ini? Siapakah yang berkepentingan dalam proses penghilangan nyawa ahli waris? Apa klausul pemberian hak waris dalam bentuk perusahaan itu yang berpotensi merugikan pihak lain? Bagaimana hubungan antara Mirna dan orang-orang yang potensial dirugikan dalam proses pemberian perusahaan itu? Hal-hal diatas merupakan motif kuat tapi saya tidak mendapatkan informasinya. Polisi tampaknya tidak mengusut ke sana.
  • Keuntungan dalam bidang relasi sosial: Siapa yang paling menginginkan kematian Mirna? Siapa yang tidak menyukai dirinya atau tidak suka bila ia menikah? Jawaban dari pertanyaan ini mengarah pada orang yang punya motif. Bagaimana hubungan Mirna dengan mereka? Apakah ada ancaman, pernyataan tidak suka, atau ungkapan kebencian? Informasi ini pernah diungkap namun samar-samar.

2. Bagaimana hasil pemeriksaan dokter di klinik awal sebelum dibawa ke RS? Terdapat perbedaan keterangan dokter. Bahwa tidak ada keterangan Mirna keracunan. Mulut berbusa ketika meregang nyawa itu apakah memang merupakan gejala keracunan sianida?

3. Apa penyebab kematian Mirna? Cause of death-nya. Di dalam berita disebutkan sianida di dalam kopi. Apakah memang benar? Sianida itu ditemukan dalam tubuh Mirna. Apakah memang sisa kopinya mengandung sianida? Ini yang saya tidak ketemu informasinya. Siapa yang membuang sisa kopi di kafe setelah Mirna kejang-kejang? Siapa yang memerintahkan membuang sisa kopi itu? Mengapa sisa kopi dibuang padahal melihat efeknya pada pelanggannya?

4. Bagaimana reaksi sianida dalam kadar yang ditemukan itu? Berapa lama waktu reaksi yang dibutuhkan agar sianida itu mematikan seluruh organ tubuh? Dengan cara apa saja sianida bisa masuk ke dalam tubuh? Apakah laporan forensik menemukan data dengan cara apa sianida masuk dalam tubuh Mirna?

5. Kalau sianida itu harus dibeli dengan data-data lengkap, apakah polisi sudah menyebarkan informasi pada toko-toko kimia di seputaran sosok yang dicurigai? Kalau iya, di manakah informasinya?

6. Kafe yang menjadi TKP kenapa tidak diselidiki juga riwayatnya. Sebelum kejadian tewasnya Mirna, bagaimanakah riwayat layanan di sana? Apakah pernah ada kejadian kecelakaan sebelumnya? Bagaimanakah kondisi keuangan kafe? Apakah ada pengeluaran yang tidak biasanya? Bila ada kecelakaan sebelumnya, bagaimana penanganan mereka? Bagaimana cara penyimpanan bahan baku di kafe itu, apakah memenuhi standard mutu penyimpanan? Mengingat Mirna seringkali ke sana (informasinya begitu), apakah mereka mengenalinya ketika ia datang hari itu? Apakah mereka mengenali siapa saja yang biasa datang dengan Mirna sebelumnya? Di manakah posisi duduk favorit Mirna pada kedatangan sebelumnya? Biasanya pelanggan tetap punya tempat duduk favorit. Nantinya bisa dicek siapa yang mengusulkan tempat duduk pada hari kejadian.

7. Bagaimanakah riwayat kesehatan Mirna sebelumnya? Apakah dia mengkonsumsi obat-obatan tertentu saat itu? Kalau iya, obat apa yang dia konsumsi sebelum datang ke kafe? Bagaimanakah interaksi obat dan jenis kopi yang diminum? Kalau tidak, apa saja makanan/minuman yang dia konsumsi sebelumnya? Apakah Mirna punya riwayat penyakit tertentu yang berpotensi kambuh sewaktu-waktu dalam kondisi tertentu atau bila ada pemicu tertentu? Tidak ada data untuk ini. Padahal bisa jadi penting juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun