Sikap ini berbahaya karena menghilangkan rasa Qana'ah (puas dan menerima). Perasaan kurang terus-menerus adalah lubang hitam yang membuat hati tidak pernah tenang.
Rasulullah SAW bersabda:
"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu. Itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadamu." (HR. Bukhari & Muslim)
Inti dari hadis ini bukan hanya tentang materi, tapi tentang ketenangan batin. Dengan fokus pada nikmat yang Anda miliki (kesehatan, iman, keluarga), energi Anda akan dialihkan dari iri menjadi produktif.
3. Batasan Self-Love: Mencintai Diri Bukan Berarti Egois
Penting untuk diingat: Self-love Islami berbeda dengan Narsisme atau Egoisme.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Perjalanan dakwah digital Muhammadiyah bukannya tanpa tantangan. Persaingan konten yang ketat, risiko penyebaran hoaks yang mencatut nama organisasi, hingga isu literasi digital di kalangan da'i yang lebih senior adalah beberapa kendala yang harus diatasi.
Namun, dengan semangat tajdid dan komitmen untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi, Muhammadiyah memiliki modal yang kuat.
Dakwah digital adalah jembatan menuju pencerahan. Dengan menguasai dan mengisi ruang digital, Muhammadiyah tidak hanya menjaga relevansinya, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai keislaman yang moderat, progresif, dan mencerahkan akan terus menjadi panduan bagi peradaban umat di masa kini dan yang akan datang.
Mari bersama-sama wujudkan Islam Berkemajuan, bahkan di layar gawai kita!
Stop Membenci Diri Sendiri! Inilah Self-Love Sejati dalam Islam
Di zaman serba cepat ini, kita sering merasa tidak cukup. Kita terlalu sibuk membandingkan diri dengan highlight media sosial orang lain, sampai lupa bahwa diri kita sendiri adalah amanah yang wajib dicintai. Istilah "Self-Love" memang populer, tapi bagaimana Islam memandangnya? Apakah mencintai diri sendiri sama dengan egois?