Mohon tunggu...
Nafisha Fitriana
Nafisha Fitriana Mohon Tunggu... Mahasiswa Uiniversitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gerakan Eksistensi Perempuan Mewujudkan Keadilan Gender dan Meningkatkan Kualitas SDM Perempuan: Kajian Feminisme Melalui Novel Karsa-Elizabeth Alicia

6 Desember 2024   08:33 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberdayaan perempuan (sumber: https://sahabatsetara.id/kemenpppa-adakan-pelatihan-penguatan-kapasitas-sdm-pendamping-pemberdayaan-perempuan-di-yogya

Perempuan sering kali ditempatkan sebagai liyan---pihak yang dianggap berbeda dan subordinat. Namun, eksistensi perempuan yang kuat mampu meruntuhkan pandangan ini. Dalam novel, Anjani menolak dianggap lemah atau tidak mampu. Ia menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat kolonial dengan keberanian luar biasa, menegaskan bahwa perempuan memiliki kemampuan setara dalam menghadapi tantangan. Kutipan: "Bukankah seharusnya Anda takut, Meneer? Sebab ternyata seorang wanita bumiputra pun bisa menjadi ancaman." (Alicia, 2023:332).

Penolakan terhadap posisi subordinat ini tidak hanya mengubah pandangan masyarakat tetapi juga menunjukkan bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin dan penentu masa depan.

Feminisme untuk Mengakhiri Diskriminasi

Feminisme bukanlah perlawanan terhadap laki-laki, melainkan gerakan untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi terhadap perempuan. Kisah dalam Karsa menunjukkan bahwa keadilan gender hanya dapat tercapai ketika perempuan dan laki-laki bekerja bersama untuk menghancurkan prasangka gender.

Dengan intelektualitas, keberanian, dan semangat perubahan, perempuan seperti Anjani membuktikan bahwa mereka mampu menjadi agen perubahan yang mewujudkan keadilan gender sekaligus meningkatkan Kualitas SDM perempuan. Novel ini menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk kesetaraan bukan hanya milik perempuan, tetapi tanggung jawab seluruh masyarakat.


Kesimpulan

Melalui tokoh Anjani dalam novel Karsa dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam mencapai keadilan gender melalui berbagai bentuk pemberdayaan, seperti intelektualitas, keberanian, dan peran sebagai agen transformasi sosial. Dalam novel Karsa karya Elizabeth Alicia, tokoh Anjani menggambarkan perjuangan perempuan untuk mendobrak stigma sosial, menolak posisi subordinat, dan menunjukkan bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin yang inspiratif.

Melalui pendidikan, kolaborasi dengan laki-laki, dan penolakan terhadap diskriminasi, perempuan dapat memperkuat posisinya sebagai individu yang setara dan berkontribusi signifikan terhadap transformasi masyarakat. Feminisme dalam konteks ini tidak hanya memperjuangkan hak perempuan, tetapi juga mendorong seluruh masyarakat untuk bekerja sama menghapus prasangka gender, sehingga tercipta kesetaraan yang adil dan bermartabat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun