Ni Wayan Anick Ernawati
"Prodi Akuntansi FEB Unmas Denpasar"
Perdagangan saham ditengah banyaknya penyebaran virus Covid-19 yang semakin mewabah begitu pesat sehingga melumpuhkan perekonomian dunia yang akan mengalami kelesuan. Dimana perusahaan banyak yang mengalami kerugian besar akibat adanya bencana ini. Begitu juga dengan bursa jual beli saham. Nilai jual beli saham anjlok dimana berada di nilai yang di bawah dan tidak ada yang berani untuk membeli karena tingkat likuiditas saham yang diragukan.
Apabila suatu bencana terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama nilai saham pun akan bertahan pada titik terendah dan disebut dengan saham yang tidak atraktif atau yang biasa disebut dengan "Saham Tidur".
Pengertian dari Saham Tidur adalah saham yang tidak dapat diperjual belikan dalam jangka waktu yang lama. Karena kemungkinan saham tersebut dinilai tidak sehat dan tidak layak untuk dijual belikan. Investor tidak akan membeli saham tidur karena saham tidur tidak akan mendatangkan keuntungan dalan jangka waktu yang relative singkat. Investor saham kadang akan mengkoleksi saham tidur sebagai investasi dan berharap apabila perekonomian tidak lagi lesu maka saham akan mengalami pergerakan.
Saham yang dikategorikan tidak aktif apabila jumlah saham yang terjual dalam periode tertentu tidak memenuhi target penjualan, sehingga saham tersebut dapat dikatakan sebagai saham tidur.
Beberapa hal yang bisa menjadikan saham tidur yaitu buruknya kinerja suatu perusahaan, kurangnya peredaran saham perseroan, kurangnya daya beli investor karena ekonomi yang terpuruk.
Situasi ini akan dimanfaatkan oleh para spekulan untuk mempermainkan harga saham yang tiba -- tiba naik ataupun tiba -- tiba anjlok.
Apabila tidak segera ditangani, maka akan berdampak buruk bagi kegiatan investasi maupun bagi para investor yang terjebak di dalam saham tidur tersebut.
Langkah - langkah BEI ( Bursa Efek Indonesia ) Â akan melakukan pendekatan personal kepada masing-masing perusahaan, terutama yang dikategorikan saham tidur. Mereka mendorong perusahaan untuk mengedarkan sahamnya lebih banyak supaya investor tertarik untuk jual beli.
Apabila saham-saham tidur menjadi lebih aktif, maka kemungkinan volume perdagangan di BEI ( Bursa Efek Indonesia ), termasuk nilai dan frekuensinya bisa lebih meningkat. Maka investor saham di pasar modal pun tidak ragu untuk membeli saham tersebut.