Mohon tunggu...
Muh Nadzirin Anshari Nur
Muh Nadzirin Anshari Nur Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara

Seorang Dosen di Universitas Halu Oleo Kendari, menamatkan pendidikan magister di Universitas Hasanuddin Jurusan Teknik Elektro, saat ini melanjutkan program doktoral di Program Pendidikan Vokasi Keteknikan UNM , seorang blogger dan juga aktif menulis opini di media massa dan elektronik

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mendadak E-Learning

20 April 2020   09:00 Diperbarui: 1 Januari 2021   18:29 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: facebook.com/daengbaco

Penulis  : Muhammad Nadzirin Anshari Nur, S.Kom., MT

Dosen Fak. Teknik & Sekretaris Sistem Informasi UJM PPS UHO

Dalam 3 (tiga) bulan terakhir ini dunia berubah, Wabah Covid-19 mengubah pola dan gaya hidup seluruh umat manusia di dunia. Segala aspek dihantam oleh bencana wabah yang sangat ditakuti saat ini, tak terkecuali dibidang pendidikan.

Di Indonesia sejak pertengahan Maret  seluruh lembaga pendidikan dari tingkat PAUD sampai jenjang perguruan tinggi menjadi “lockdown”. Aturan belajar dari rumah solusinya, secara fisik pertemuan antara guru dengan murid, mahasiswa dengan dosen terputus, disinilah perubahan itu dimulai.

Sebelum Covid-19 pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan istilah E-learning masih kurang dilirik oleh sebagian pendidik maupun peserta didik, karena pertemuan langsung di kelas tentunya lebih baik dan tak bisa menggantikan pertemuan di dunia maya. 

Akan tetapi dimasa ini daring merupakan keharusan dan tak bisa dihindari pendidik maupun peserta didik, mereka “dipaksa” untuk menggunakan platform daring karena jika tidak pasti akan tertinggal jauh. Lantas ramai-ramailah orang menggunakan E-learning.


Banyak alternatif pembelajaran daring yang ada saat ini, mulai dari penggunaan Learning Management System (LMS), Live Video Conference, Streaming, Aplikasi Mobile dan yang paling praktis mengunakan aplikasi Chat. 

Tetapi kendala utama dari pembelajaran daring adalah koneksi Internet dan listrik, jika dalam kelas konvensional tak ada koneksi dan listrik pembelajaran masih bisa dilaksanakan, berbeda dengan daring kedua hal tersebut wajib ada dan tersedia.

Learning Management System (LMS)

Fasilitas daring LMS sudah sejak lama digandrungi penggiat E-learning, sudah banyak perguruan tinggi dan sekolah menggunakan platform ini, dan yang paling popular adalah Moodle. 

Aplikasi open source ini terbilang cukup lengkap untuk sebuah kelas daring mulai dari  membuat course, manajemen kelas, siswa, materi dan bahan ajar, sampai ujian online bisa dilaksanakan dengan LMS dan saat ini moodle merupakan sistem wajib dalam SPADA Indonesia yang digunakan oleh seluruh perguruan tinggi.

Selain Moodle banyak sistem sejenis yang bertebaran dijagad maya antara lain Google Classroom, Edmodo, Schoology dan masing-masing platform memiliki keunggulan dan kekurangan. 

Google Classroom milik Google terbilang handal dan cukup mudah pengoperasiannya, secara otomatis terkoneksi dengan akun Gmail dan fitur Google lainnya seperti google doc, google drive, YouTube dan lainnya. 

Sedangkan Edmodo desainnya lebih milineal dengan tampilan mirip media sosial namun dengan fitur yang terbilang lengkap. Selanjutnya yang tak kalah menarik adalah Schoology, yang bisa menjadi alternatif dalam membuat kelas E-learning.

Live Video Conference

Tak lengkap rasanya mengajar peserta didik tanpa bertatap muka langsung. Jika LMS tak bisa melakukan itu, maka Video Conference (Vicon) menawarkan hal yang berbeda. Yang paling booming saat ini adalah aplikasi Zoom, bukan hanya kalangan pendidik, kalangan profesional, instansi pemerintah, pelaksanaan seminar, workshop bahkan rapat kenegaraan menggunakan aplikasi ini. Sehingga sangat wajar jika aplikasi ini diterpa isu hacking dan malware. 

Namun diluar hal itu tetap saja sampai saat ini banyak dari kalangan yang menggunakannya. Versi Zoom ada gratisan dan berbayar, untuk yang gratis hanya akan diberi waktu 40 menit dan akan berhenti otomatis. namun tetap dapat dilanjutkan dengan durasi dan ID Room yang sama. 

Anggap saja setiap 40 menit ada jeda iklan atau waktu istirahat. Untuk versi berbayar durasi tak terbatas dengan jumlah peserta yang lebih banyak. Saat ini tersedia versi Zoom Education untuk dapat digunakan oleh lembaga pendidikan.

Google tak mau kalah, meski aplikasi Google Hangout Meet (GMeet) sudah lama namun saat ini mulai ramai digunakan karena Google memfasilitasi gratis hingga Juli 2020. Hanya saja untuk menjadi Host pada GMeet, akun Google anda harus berstatus GSuite, akan tetapi jika ingin menjadi peserta cukup menggunakan akun Gmail.

Selain itu, ada aplikasi Webex sebagai Platform yang dikeluarkan oleh Cisco. Aplikasi ini juga memiliki versi gratis dan berbayar. Hanya untuk bisa menggunakan aplikasi ini harus melakukan instalasi pada perangkat anda. 

Dari dalam negeri Telkom memiliki UmeetMe.id yang bisa diakses secara gratis. Keunggulan UmeetMe adalah tidak perlu melakukan instalasi, cukup lewat browser sehingga sangat mudah menggunakannya. 

Keunggulan lain dari aplikasi ini adalah durasi waktu dan jumlah peserta UMeetMe.id menggunakan open source dari JitsiMeet dengan aplikasi serupa yang dapat diakses melalui web Meet.jit.si.

Selain beberapa yang sudah disebutkan diatas terdapat aplikasi lain yang sudah eksis sebelumnya. Antara lain aplikasi Skype, TeamViewer, aplikasi remote PC yang bisa juga digunakan untuk Meeting. 

Terbaru ada aplikasi Lark beralamat di larksuite.com ini juga bisa menjadi alternative. Dan yang juga  populer adalah Microsoft Teams, tetapi platform ini lebih cocok untuk kolaborasi bekerja dalam satu tim. Dari alternatif pilihan diatas, silahkan memilih platform video conference yang sesuai dengan kebutuhan, dan tentunya digunakan dengan bijak agar tak menguras kuota internet.

Live Streaming

Mengajar dan belajar dari rumah juga dapat menggunakan fasilitas streaming video seperti Youtube dan juga fitur Live pada Instagram dan Facebook. Kelebihan dari live streaming adalah video dapat diulang, karena setelah live otomatis tersimpan dan dapat diakses setelahnya. Sehingga peserta didik yang tak bisa mengikuti sesi live dapat megikuti kemudian. 

Meski tak bisa interaktif langsung layaknya vicon, namun dapat berinteraksi dengan narasumber melalui fitur chat yang disiapkan. Selain itu, hasil rekaman video pada live streaming khususnya di YouTube dapat diintegrasikan dengan E-learning yang telah dimiliki seperti moodle, edmodo dan lainnya.

Aplikasi Mobile dan MOOC

Untuk pembelajaran daring lewat smartphone banyak aplikasi yang tersedia, antara lain : Ruang Guru, Quipper School, Zenius, Rumah Belajar Kemdikbud, e-Guru, Sekolahmu, Kelas Pintar dan masih banyak lainnya. 

Aplikasi ini lebih kepada pengayaan dan belajar mandiri kepada peserta didik. Untuk saat ini beberapa provider memberikan akses kuota gratis pada beberapa aplikasi berbasis mobile. 

Selain itu juga dapat memanfaatkan platform Massive Open Online Course (MOOC) yang memiliki sistem pembelajaran model kursus online dan sifatnya terbuka. Beberapa MOOC yang bisa menjadi pilihan anda untuk belajar dari rumah antara lain Semolec, IndonesiaX, Ilmukomputer.com, MOOC milik Universitas Terbuka, mooc.aptikom.or,id dan lainnya. 

Bahkan beberapa universitas terkemuka baik dalam negeri dan luar negeri saat ini memberikan akses terbuka kepada siapa saja untuk belajar contoh Harvard University lewat www.edx.org/course, dengan memberikan beberapa kursus gratis yang bisa diikuti.

E-Learning Melalui Aplikasi Chat dan Medsos

Walau tak bisa dikatakan E-Learning, menggunakan Chating adalah alternatif terakhir jika anda tak cukup banyak kuota untuk mengakses fitur-fitur tersebut diatas. 

Namun setidaknya hal ini dapat dijadikan alat komunikasi dua arah dari pengajar ke peserta didik, karena fitur yang terdapat pada fasilitas chat seperti : WhatsApp, Telegram, Messenger FB, telah didukung dengan fitur teks, gambar, audio, video dan dokumen, sehingga pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. 

Selain itu dengan aplikasi chat, respon bisa lebih cepat tersampaikan, fitur dokumen bisa digunakan untuk melampirkan modul bahan ajar, fitur video bisa digunakan untuk menampilkan video tutorial, fitur audio bisa digunakan untuk menyampaikan pelajaran dengan suara bahkan untuk pelajaran Bahasa Inggris, fitur suara yang ada di Whatsapp bisa digunakan untuk latihan Speaking, Listening dan Reading.

Selain aplikasi chat, media sosial juga dapat digunakan untuk pembelajaran daring seperti Facebook, Instagram, Twitter dan bahkan TikTok, tergantung bagaimana cara mendesainnya. 

Bahkan jika anda tak punya kuota internet pun anda masih dapat mengajar dengan memanfaatkan fitur Facebook mode Free yang hanya menampilkan teks tanpa gambar.

Jika fitur-fitur diatas itupun belum bisa dimanfaatkan secara optimal disebabkan keterbatasan masyarakat dipelosok desa yang tak tersentuh jaringan internet dan listrik, mari kita berdoa semoga wabah pandemi Covid-19 ini cepat berlalu sehingga proses belajar mengajar dapat kembali normal seperti sediakala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun