Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Toga untuk Bapak

5 Agustus 2021   15:14 Diperbarui: 5 Agustus 2021   15:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari bibiku berkata,"kalian orang miskin tak akan sanggup sekolah tinggi, seperti anak-anakku."

Anak-anak bibiku memang bersekolah di luar negeri, tapi akan kutunjukkan pada mereka, tanpa bantuan merekapun aku pasti bisa meraih impianku. Aku yakin ada Tuhan bersamaku.

Dengan hanya berbekal nasi dan sayur rebusan daun pepaya, sudah cukup bagiku untuk mengganjal rasa laparku selama belajar di sekolah.

Sejak perusahaannya bangkrut, dan rumah kami dijual untuk membayar hutang-hutang bapak karena judi dan mabuk-mabukan, akhirnya kami hanya tinggal di sepetak rumah bekas pabrik tahu, beratapkan dan berdindingkan seng serta berlantaikan tanah, kami berlindung dari teriknya panas matahari dan dinginnya malam.

Rumah kami yang sepetak tidak dilengkapi dengan perabot, karena di ruangan yang hanya ada dua tempat tidur terbuat dari papan yang dipaku serta disambung dengan tiang, dan tak lupa dilengkapi dengan kelambu, tanpa kasur tentunya, tempat tidurku bersama adik-adik dan bapak. Tak jauh dari tempat tidur ada dapur dan tampak tumpukan tanah bakar juga disekitarnya.

Disekitar rumah tersedia lahan yang hanya sejengkal tempat bapak menanam sayur mayur seadanya untuk biaya hidup kami sehari-hari. Sawi, daun bawang, kangkung, serta kacang panjang yang bapak tanam, juga ada pisang dan singkong menjadi penahan lapar kami jika kehabisan beras dan sayur yang bapak tanam belum siap dijual.

Guru-guruku di sekolah kaget ketika datang ke rumahku, tak percaya anak sepertiku menjalani kehidupan yang begitu kerasnya.

Setelah tamat SMP aku mendaftar di SMK dengan uang tabunganku untuk membayar uang pendaftaran sekolah, karena ketekunanku, bidik misi kuraih.

Melanjutkan pendidikan dikampus FKIP jurusan Bahasa Mandarin aku berhasil meraih gelar sarjana dengan nilai suma cumlaud, dan hari ini kupersembahkan togaku untuk bapak yang menangis terharu bangga akan perjuangan anaknya.

"Tuhan tak akan merubah nasib umatnya, jika umatnya tak ingin merubah nasibnya sendiri".
"Selamat tinggal kemiskinan, selamat datang masa depan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun