Saya bertarung. Saya memintanya untuk tetap tinggal, agar kami menemukan solusi. Namun, pada akhirnya, Guzela ini tidak bisa dipatahkan. Dia menciumku untuk terakhir kalinya, dengan air mata berlinang, dan pergi.
Kekosongan yang ditinggalkannya sangatlah besar. Bukan saja aku kehilangan wanita yang kucintai, tapi aku juga merasakan ada sesuatu di luar sana, sesuatu yang tak bisa kukendalikan. Butuh waktu berbulan-bulan sebelum saya bisa mulai memproses semuanya.
Dan suatu hari, saya menerima surat darinya. Itu hanya memiliki satu kalimat:
"Cinta sejati mampu mengorbankan segalanya demi melindungi orang yang paling dicintainya."
Pada saat itu, saya mengerti. Guzela tidak pergi karena dia tidak mencintaiku. Dia pergi karena dia terlalu mencintaiku. Dia telah mengorbankan kebahagiaannya sendiri untuk melindungiku, untuk mencegah kutukan menimpaku. Dan meski kepergiannya membuatku patah hati, pada akhirnya pengorbanannya menjadi bukti terbesar cintanya.
Sejak itu, setiap kali saya melewati tempat kami bersama, saya tidak merasakan kesedihan. Saya merasa bersyukur. Syukur karena telah mengenal cinta yang begitu dalam, begitu murni, sehingga mampu melampaui bahkan hal yang tak bisa dijelaskan.
Bisakah kamu mengorbankan orang yang kamu cintai untuk melindunginya dari sesuatu yang buruk?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI