Mohon tunggu...
Nadira meila
Nadira meila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Teknologi Laboratorium Medis

Saya adalah seorang mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan D4 Teknologi Laboratorium Medis di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Vokasi Menuju Indonesia sebagai Negara Maju

24 Agustus 2022   23:24 Diperbarui: 24 Agustus 2022   23:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memasuki dunia perkuliahan, para kaum muda yang belum tahu banyak mengenai vokasi. Sebagian dari mereka hanya tau sarjana saja. Dan sebagian orang yang tau tentang diploma berfikiran bahwa lulusan diploma akan susah mencari kerja karena tingkatannya dibawah sarjana. Mereka kurang paham terhadap definisi serta alur berkuliah di diploma.

Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan Diploma yang setara dengan program pendidikan akademik. Pendidikan diploma 4 setara pendidikan sastra 1 dengan Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi (Wikipedia, 2021).

Vokasi memiliki berbagai macam tingkatan mulai dari Diploma 1, diploma 2, diploma 3 dan diploma 4. Lamanya pendidikan yang ditempuh sesuai angka yang dibelakangnya seperti Diploma 1(D1) memiliki masa perkuliahan 1 tahun,Diploma 2 (D2) memiliki masa perkuliahan 2 tahun, Diploma 3 (D3) memiliki masa perkuliahan 3 tahun sedangkan diploma 4 (D4) dapat disebut sarjana terapan,memiliki masa tempuh studi lebih lama yaitu 4 tahun. Untuk lulusan D1 memiliki gelar A.P atau Ahli Pratama, lulusan D2 bergelar A.Ma (Ahli Muda), lulusan D3 bergelar A.md (Ahli Madya) sedangkan D4 bergelar S.Tr (Sarjana Terapan).

Selama melakukan perkuliahan mahasiswa/i vokasi tidak hanya dibekali teori saja tetapi juga dibekali praktek. Sehingga dibandingkan dengan mahasiswa sarjana, mahasiswa vokasi lebih banyak terjun langsung ke lapangan. Menjadi lulusan vokasi seharusnya berbangga diri, mengapa demikian? karena lulusan vokasi merupakan SDM unggul yang siap kerja dan banyak dicari di dunia perindustrian. Sudah sepatutnya pemerintah khususnya Menteri Pendidikan menambah pendidikan vokasi di tingkat Universitas. Sehingga SDM yang bekerja di sebuah perusahaan tidak hanya dari lulusan sarjana saja yang hampir 85% mempelajari teori saja tetapi juga perlu adanya lulusan vokasi yang hampir 95% melakukan praktek.

Seorang lulusan setelah menempuh pendidikan vokasi memiliki pengalaman yang cukup banyak karena selama di dunia perkuliahan lebih sering melakukan praktek langsung di lapangan. Sehingga lulusan vokasi banyak dicari di perusahaan besar karena sejatinya seorang dengan pendidikan vokasi ditempa untuk siap bekerja. Apalagi di era mordenisasi dan era society 5.0 ini Indonesia lebih membutuhkan lulusan yang siap kerja dan siap menghadapi permasalahan langsung yang ada di lapangan. Seperti yang telah dipaparkan dalam (Kemenparin, 2017) untuk menghadapi era digital pada kesempatan ini, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengutarakan, pemerintah juga mengarahkan pelaksanaan pendidikan vokasi untuk generasi muda Indonesia agar siap menghadapi era ekonomi digital. Pasalnya, era digital ini menuntut kompetensi sumber daya manusia untuk berinovasi dengan menguasai teknologi terkini.

Menjadi mahasiswi vokasi yang nantinya mendapat gelar S.Tr saya bangga karena dapat menyumbangkan SDM yang siap kerja kepada Indonesia. Sehingga Indonesia akan menjadi negara maju bersama dengan lulusan vokasi.


Daftar Referensi

Kemenparin. 2017. Pendidikan Vokasi Terapkan 70 Persen Praktik di Industri. https://kemenperin.go.id/artikel/18417/Pendidikan-Vokasi-Terapkan-70-Persen-Praktik-di-Industri

Wikipedia. 2021. Pendidikan vokasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_vokasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun