Mohon tunggu...
Nadine ArzitaSalim
Nadine ArzitaSalim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

43221010092 - Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

A 301 - Kuis I SIA: Teknologi Sistem Informasi Akuntansi dengan Meminjam Pemikiran Mahatma Gandhi

6 April 2023   20:28 Diperbarui: 6 April 2023   20:33 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gandhi tiba di Inggris pada tahun 1888. Di negeri ini ia mulai belajar menyesuaikan diri dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan baru, antara lain membaca koran, belajar dansa, bermain biola dan belajar bahasa Perancis. Ia juga menjadi anggota teosofi yang menyebabkannya belajar tentang kitab suci dari banyak agama seperti Injil sekaligus mendalami Bhagavadgita, namun yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Sir Edwin Arnold. Untuk menempuh pendidikan pengacara, Gandhi memilih London Matriculation. Selama studi ia mempelajari hukum Inggris, hukum Romawi dan bahasa Latin, sedang hukum India dan Hindu tidak diajarkan di sini. Ia baru mempelajarinya ketika tiba di India.

Gandhi lulus ujian pengacara pada tanggal 10 Juni 1891. Keesokan harinya ia mencatatkan diri ke Pengadilan Tinggi dan pada tanggal 12 Juni 1891 ia pulang ke India. Setiba di Rajkot, Gandhi menyadari bahwa ternyata tidak mudah menjalankan pekerjaan pengacara ditambah lagi ia tidak menguasai hukum India, Hindu dan Islam. Untuk mendapatkan perkara ia harus pindah ke Bombay dan di kota ini ia gagal menangani sebuah perkara kecil hingga akhirnya kembali lagi ke Rajkot. Perjalanan hidupnya sebagai pengacara di kota ini justru hancur karena Rajkot penuh dengan permainan politik dan ketidakadilan terhadap suku minoritas yang merupakan klien Gandhi. Gandhi bahkan pernah diusir dari rumah seorang Sahib (pejabat) yang tak berkenan dengan upayanya untuk membela kakaknya. Dalam situasi seperti ini, Gandhi memutuskan untuk menerima tawaran menangani perkara Dada Abdullah & Co di Afrika Selatan. Dengan kesepakatan untuk bekerja selama satu tahun dan dengan bayaran sejumlah 150, maka pada tahun 1893 Gandhi berlayar menuju Durban, Natal di Afrika Selatan (Gandhi 1985: 101---103).

Bicara tentang hidup sederhana kita tidak bisa melupakan Mahatma Gandhi. Mahatma (jiwa yang agung) lebih dari sederhana. Ia pun mengorbankan kehidupan tulusnya yang penuh penderitaan demi kemenangan perjuangan melawan penjajahan Inggris.

Selain dikenal sebagai penganjur perdamaian dan antikekerasan, dunia melihatnya sebagai seorang pemimpin yang menghindari apa yang disebutnya kesenangan sesaat dari kekayaan, kekuasaan, dan wanita.

Karena sikapnya yang terpuji terhadap kehidupan, orang memberinya gelar "Mahatma". Perawakan kecil pemimpin partai Kongres terbesar di India, yang hanya ditutupi kain putih, mengejutkan banyak orang. Karena setelah berhasil memperjuangkan kemerdekaan India, ia menolak tawaran menjadi presiden. Ia juga menolak fasilitas negara yang ditawarkan kepadanya.

Pembebas Bangsa di Afrika Selatan

Perjuangan Gandhi berlanjut ketika ia pulang ke India pada akhir tahun 1894. Ia menyebarkan "Green Pamphlet" untuk menginformasikan situasi di Afrika Selatan, sekaligus membangun solidaritas untuk nasib sesama anak bangsa. Seruan Gandhi segera disambut oleh rakyat dan tokoh-tokoh politik seperti Tilak dan Gokhale (Krishnaswamy 1994: 197). Pada tahun 1897, Gandhi kembali ke Afrika Selatan dengan disertai istri, anak dan saudaranya.

Kehidupan Gandhi di Afrika Selatan pada tahun 1897---1914 sungguh menarik untuk dipelajari. Dalam kehidupan spiritual, Gandhi dapat dikatakan berusaha menuju kesempurnaan. Seperti terlihat pada tahun 1906 di mana ia bersumpah menjadi Brahmacharya (hidup selibat) setelah berunding dengan istri. Pengabdian pada masyarakat telah menguatkan niatnya untuk melepaskan diri dari kedekatan hidup berkeluarga dan menerima kemiskinan sebagai teman sepanjang hidup (hidup sebagai Vanaprastha). Usaha selanjutnya adalah menjalani Brata untuk menuju kebebasan sejati. Sumpah Brahmacharya ini yang nantinya merupakan persiapan Satyagraha (Gandhi 1985:192---193).

Menyangkut kehidupan politik khususnya tentang pandangan terhadap Imperium Inggris, setidaknya dalam Perang Boer dan Zulu, Gandhi menunjukkan kewajibannya sebagai warga negara dengan berpartisipasi sebagai anggota Korps Ambulans. Namun di sisi lain kesadaran nasionalnya juga meningkat seperti terwujud dalam gerakan politik dan kesadaran akan identitas bangsanya.

Sebagai upaya menentang ketidakadilan dalam undang-undang tersebut, Gandhi membangun gerakan yang dikenal dengan satyagraha, suatu bentuk perlawanan tanpa kekerasan yang dapat berupa pembangkangan sipil (civil disobedience), boikot dan passive resistance. Gerakan satyagraha secara besarbesar terjadi pada tahun 1906 dan 1908. Pada tahun 1908, ribuan orang India melintasi Transvaal tanpa sertifikat dan sebagian berdagang tanpa ijin. Mereka dengan sengaja melanggar hukum sebagai pernyataan damai tentang hak-hak mereka yang telah dihapus. Sebagai akibat gerakan itu Gandhi ditahan.

Di samping gerakan satyagraha, Gandhi juga meminta Congress di India untuk mengadopsi resolusi tentang Afrika Selatan. Lebih dari sekedar sebuah resolusi, Gokhale sebagai tokoh Congress terkemuka pada tahun 1914 mengirim C.F. Andrew untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah Afrika Selatan. Hasilnya sangat luar biasa, karena dalam perundingan antara Gandhi dan Smuts yang difasilitasi C. F Andrew menghasilkan The Indians' Relief Act. Di dalam undang-undang ini tertuang pasal-pasal yang mencabut pajak 3, pengakuan terhadap perkawinan orang India serta penghapusan buruh kontrak pada tahun 1920 (Ali 1994: 15---16).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun