Biografi Al-Faqih Al -Muqaddam
Sumber: https://amalanhatimuslim.blogspot.com/2015/09/biografi-muhammad-al-faqih-muqaddam.html diakses pada selasa 2 april 2022 pukul 08.16
Muhammad al Faqih al muqaddam adalah gelar untuknya nama aslinya adalah, Sayyidina Muhammad Ali bin Muhammad Shohib Marbath. Beliau bertemu dengan nabi muhammad pada silsilahnya yang merupakan cucu dari sayyidina husein. Adapun sislsilah belaiu yakni: Â Muhammad (Al-Faqih Muqaddam) bin Ali bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja'far As-Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zaenal Abidin bin Imam Husain RA bin Imam Ali Karramallahu Wajhah.dijuluki al faqih al muqaddam karena beliau, dengan keutamaan ilmu yang dimiliki terutama pada bidang fiqih dan juga tasawuf.
Dilahirkan di pada 574 Hijiyah atau tepatnya 1176 Masehi di Tarim, sebuah kota di lembah Hadramaut, Yaman. Beliau sang pemilik lautan ilmu, sang hafidz al qur'an sejak kecil. tidak ada hal sia-sia yang beliau lakukan, hidup beliau adalah tentang ilmu dan ilmu. Mengenai tasawuf beliau adalah orang yang pertama yang menyebarkan tasawuf di hadramaut. Tasawuf begitu lekat dengan tubuh beliau, sebagaimana para pendahulunya. Adapaun ajaran tarekat nya adalah yang hakiki adalah kefaqiran sedangkan yang fitrah adalah kema'rifatan.
Beliau dikenal sebagai teladan dalam ilmu dan usaha yang halal, pasalnya beliau begitu kekeh dalam mencari rezeki halal dan tidak menggantungkan hidup kepada orang lain yang sebagaimana dilakukan oleh ahlu bait nabi. Selain itu beliau memiliki sifat kedermawanan yang tiada tanding, beliau begitu memuliakan tamu, dan membangun rumahnya yang diperuntukkan bagi orang orang yang tidak punya rumah atau kebutuhan hidup lainnya sehingga rumah beliau adalah tujuan mereka pulang. Namun dengan kedermawanan nya itu beliau selalu tawadhu juga tidak ingin menunjukkan atau diketahu perlakuannya itu.
Peran Tokoh Dalam pengembangan Tasawuf
Pertama, Beliau adalah pribadi yang sangat suka berkelana di dunia ilmu, namun sebenarnya beliau sering memantau persaingan bahkan perdebatan aliran tasawuf apada masa itu, maka dari itu belaiu begitu gigih untuk berniat mendalani kejadian yang nyata dihadapannya dengan mencari jalan keluarnya tanpa mengekor pada satu madrasah saja tetapi hanya pada madrasah keluarga juga moyangnya.
Dengan banyaknya perdebatan aliran tasawuf pada masa itu akhirnya beliau mencoba untuk mempelajari lebih dalam ilmu tasawuf agar mendapatkan solusi yang tepat atas permasalahan yang terjadi. Pada saat itu dengan segala pertanyaan dalam pikiran beliau akhirnya beliau memutuskan untuk mengirim surat kepada Syekh Sa'ad Al Dhafary untuk mengutarakan keresahan beliau. Awalnya syekh Sa'ad Al Dhafary mengira bahwa itu hanyalah hawa nafsu beliau sehingga syekh sa'ad pun mengingatkan beliau perihal itu. Namun muhammad al-faqih al muqaddam menyurati lagi dan mengatakan bahwa ini bukan tentang hawa nafsunya, seraya mengatakan tentang bagaimana Allah mengajarinya. Akhirnya syekh sa'ad pun menyadari bahwa ini adalah pemberian Allah, Maqam ihsan.
Kedua, pernah suatu ketika Hadramaut dalam kondisi yang sama terjadi dengan kebanyakan negri yakni banyak kontoversi dan huru-hara yang terjadi. Sehingga atas dasar masalah itu beliau mengusulkan motivasi terkait dibangunnya Madrasah Tasawwuf di hadramaut, selain itu juga merupakan solusi perbaikan terhadap masalah yang terjadi bukan di hadramaut saja tapi secara universal juga. Setelah melakukan riset tentang masalah tersebut tidak ada solusi terbaik selain jalan sufi baik dari segi metode ataupun lainnya juga
Ketiga, Tasawuf yang dibangun oleh syekh said alamudi dan Al faqih al Muqaddam memiliki karakter tersendiri dimana prinsip tasawuf di Hadramautvadalah tawassuth atau tengah tengah yakni kita memang harus membersihkan diri dari ketergantungan terhadap materi saja melainkan juga harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan tetap menjalankan fiqih. Al faqih al muqaddam membukakan jalan untuk para sufi setelahnya dengan membukakan etode tasawuf yang baru yang tentunya berbeda degan tmetode tasawwuf lainnya.