Mohon tunggu...
Nadia Dwi Rahmawati
Nadia Dwi Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK Universitas Jember

Suka segalanya tentang musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor dan Penanggulangan Masalah Kemiskinan

10 Oktober 2022   23:20 Diperbarui: 10 Oktober 2022   23:22 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan suatu keadaan dimana seorang atau sekelompok orang tidak mampu mewujudkan hak hak dasarnya untuk mengembangkan dan mempertahankan kehidupan yang bermartabat. Konsep yang digunakan BPS maupun beberapa negara lain merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach, jadi dapat dikatakan kemiskinan adalah keadaan ketidakmampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan non pangan (dapat diukur pada besarnya pengeluaran).

Penduduk miskin merupakan penduduk yang mempunyai rata-rata pengeluaran per kapita per bulannya berada di bawah garis kemiskinan, yang didapat dari hasil survei. Angka kemiskinan yang diterbitkan oleh BPS adalah data makro serta hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang menunjukkan tingkat kemiskinan relatif terhadap jumlah penduduk suatu wilayah.

Kemiskinan kota ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu yang pertama, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tingkat kelahiran yang tinggi pada suatu wilayah dapat menyebabkan tingkat pertumbuhan penduduk suatu wilayah juga menjadi lebih besar. Dengan demikian hal ini dapat membatasi kesempatan kerja yang tersedia untuk dapat merekrut orang-orang yang membutuhkan bekerja dengan gaji sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Apalagi jika laju pertumbuhan penduduk yang tinggi namun tidak sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini akan berdampak pada peningkatan kemiskinan yang terjadi.

Kedua, yaitu masyarakat pengangguran meningkat. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dapat membatasi kesempatan kerja pada suatu negara. Dengan demikian, tingkat pengangguran di wilayah tersebut akan meningkat. Semakin banyak pengangguran, semakin tinggi juga tingkat kemiskinan.

Ketiga, orang dengan pendidikan rendah cenderung kurang memiliki keterampilan, wawasan ataupun pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Dengan adanya hal ini orang yang berpendidikan rendah tidak cukup untuk bersaing dengan orang yang mempunyai pendidikan tinggi dalam dunia kerja ataupun usaha. Inilah yang membuat orang berpendidikan rendah kalah bersaing dan menjadikan tingkat pengangguran dan kemiskinan menjadi bertambah.

Keempat, adanya bencana alam dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kemiskinan yang tidak dapat dihindari. Bencana alam seperti tanah longsor, banjir ataupun tsunami bisa menimbulkan kerusakan infrastruktur dan kerusakan psikologis seseorang yang tertimpa musibah bencana. Selain hal itu, bencana alam juga dapat menjadi penyebab kemiskinan, sebab orang yang terkena dampak bencana tersebut akan kehilangan harta yang dimilikinya.

Faktor yang terakhir yaitu distribusi pendapatan yang tidak merata. Distribusi pendapatan yang tidak merata dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan pada pola kepemilikan sumber daya. Umumnya, masyarakat yang memiliki sumber daya terbatas serta rendah umumnya berada di bawah garis kemiskinan.

Kota-kota besar yang ada di Indonesia pada saat ini memang menjanjikan peluang besar dan kemakmuran yang luas untuk memperoleh kesempatan maju di kota besar Indonesia. Kemiskinan yang terjadi khususnya di negara Indonesia ini menyebabkan masalah ketimpangan seperti bom waktu, yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi ledakan sosial, hingga pada akhirnya bisa mengancam kehidupan manusia khususnya pada daerah perkotaan. Di sini kita dapat melihat bahwa adanya kemiskinan di kota-kota besar Indonesia juga menyebabkan pertambahan penduduk yang meningkat dengan pesat. Hal ini berarti akan ada tambahan perubahan lingkungan, yang mungkin harus di dukung dengan biaya yang tinggi tidak hanya oleh daerah yang bersangkutan, tetapi juga oleh lingkungan yang lebih luas.

Bertambahnya jumlah penduduk berarti lebih banyak perumahan yang dibutuhkan. Dimana mungkin berarti sebagian besar semakin terdesaknya lingkungan alam, termasuk juga tanah pertanian. Selain perubahan dalam penggunaan tanah, pembangunan lahan untuk perumahan pun akan berdampak kepada eksploitasi yang lebih besar pada SDA yang dimanfaatkan untuk bahan bangunan.

Selain permasalahan yang ada di atas, hal lain yang menjadi penyebabnya yaitu pada saat pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Perekonomian Indonesia telah mengalami krisis sejak bulan kedua tahun 2020. Ada dua hal yang menjadi penyebab utama krisis ini. Pertama, lebih banyak populasi orang yang terkena Covid-19. Keadaan ini mengurangi kemampuan para rumah tangga dalam mencukupi kehidupan sehari-hari, khususnya untuk rumah tangga yang terdampak secara langsung dari pandemi Covid-19. Kedua, pembatasan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah membuat ekonomi beroperasi tidak pada kapasitas 100% dari kapasitas normalnya sebab beberapa jenis usaha harus tutup dan beberapa pekerja harus diberhentikan.

Terkait dengan krisis ekonomi, salah satu penyebabnya merupakan angka pertumbuhan ekonomi. Pada tanggal 5 Mei 2021, Badan Pusat Statistik menerbitkan ekonomi yang ada di Indonesia meningkat sebesar -0,74% pada bulan pertama tahun 2021. Situasi ekonomi pada bulan pertama tahun 2021 tersebut berada jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya Covid-19 meskipun data menunjukkan lebih membaik daripada kondisi pada saat tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa ekonomi Indonesia masih berada kurang dari laju kondisi normal sebelum terjadi Covid-19. Dalam waktu yang sama, tingkat pertumbuhan pendapat nasional per kapita pun turun yaitu sebesar 3,15% pada tahun 2020. Artinya ada penurunan tingkat kesejahteraan keluarga di Indonesia selama tahun 2020 dibandingkan tahun 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun