Di lain tempat, Gandari yang usia kehamilannya telah melebihi waktu yang butuhkan, ternyata hanya melahirkan segumpal darah. Namun, dikatakan bahwa darah tersebut merupakan bibit 100 putera. Bibit bibit tersebut diletakkan dalam sebuah tempat mirip seperti kepompong di dalam sebuah goa. Hal buruk terjadi ketika putera pertama Drestarasta lahir, mereka telah diperingkatkan untuk mengorbankan satu putera pertama agar mendapatkan penerus yang baik. Tetapi, Drestarasta tidak menghiraukan, diberilah putera tersebut nama Duryudana. Kemudian lahirlah ke 99 putera yang lain, mereka dijuluiki sebagai Kurawa.
Bertahun- tahun berlalu, persaingan antara Pandawa dan Kurawa untuk merebut tahta Hastinapura semakin memanas. Percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh para Kurawa untuk Pandawa selalu gagal. Pandawa selalu dilindungi oleh para dewa, mereka juga berteman dengan Basudewa Krisna. Disisi lain, Kurawa berteman dengan Karna, yang ternyata ia adalah anak dari Kunthi pada saat Kunthi mencoba anugerah yang diberikan kepadanya ketika belum menikah dengan Pandu.
Perang Baratayudha dimulai ketika para Pandawa ingin merebut kekuasaan tahta Hastinapura kembali. Perang ini berlangsung selama 18 hari, dimulai ketika matahari terbit dan harus berakhir ketika matahari akan tenggelam. Pandawa yang pada perang tersebut di pimpin oleh putera tertua yaitu Yudhistira begitu juga Kurawa yang dipimpin oleh Duryudana.
Perang saudara terbesar, menewaskan begitu banyak prajurit, menjadikan wanita janda, dan banyak anak-anak yatim. Sedihnya, Karna yang merupakan anak dari Kunthi harus terbunuh di tangan para Pandawa dihadapan Kunthi. Namun, itu bukan 100% kesalahan anak-anak Kunthi, karena mereka juga tidak mengetahui akan hal tersebut.
Hari demi hari berlalu, memang benar bahwa kebenaran akan selalu menang, namun butuh waktu. Pandawa lah yang akhirnya memenangkan perang tersebut dan kembali memimpin Hastinapura.
Pada film ini, banyak sekali pelajaran yang dapat diamabil, nilai kejujuran, keberanian, kebenaran, pada film ini sangat ditonjolkan. Persahabatan juga persaudaraan antar saudara kandung juga tercermin dalam adegan Pandawa ketika berada diperasingan. Aktor dan aktris yang berperan, memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Hal itu juga mendukung kecocokan peran dan karakter yang mereka perankan.
Namun, film ini kurang cocok untuk dilihat oleh anak dibawah umur karena terdapat banyak kekerasan yang dapat memengaruhi psikis anak. anak juga dapat meniru adegan-adegan tersebut jika mereka menonton tanpa pengawasan dari orang tua. Dalam film ini juga terdapat beberapa dialog yang menggunakan peribahasa dan kalimat pengandaian, sehingga terkadang orang yang melihat perlu waktu untuk memikirkan apa maksud dari dialog tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI