Mohon tunggu...
Nadia Rachma
Nadia Rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa

Gadis lucu nan imut yang suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Mahabharata"

14 Januari 2024   17:39 Diperbarui: 14 Januari 2024   17:42 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Reviewer: Nadia Rachmawati

Judul: Mahabharata

Tahun: 2013

Produksi: Kushal Kantilal Gada dan Dhaval Jayantilal Gada

Sutradara: Amaan Khan

Pemeran: Rohit Bharadwaj, Saurav Gurjar, Shaheer Shiekh, Vin Rana, Lavanya  Bhardwaj, Arpit Ranka, Aham Sharma, dll 

Kisah Mahabharata sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Sebuah kisah yang ditulis dalam bahasa sansekerta yang kemudian dikemas dalam sebuah film drama mitologi Sinema India. Cerita ini tidak asing untuk masyarakat Jawa karna sering dibawakan dalam kisah wayang kulit. Sedangkan di Bali, karena film ini mengangkat unsur rohani agama hindu.

Mahabharata menceritakan mengenai perang antara Pandawa dan Kurawa yang memperebutkan tahta Hastinapura. Perang tersebut bernama Barathayudha. Bermula dari dimenangkannya sebuah santembara di Kerajaan Kasi oleh Bisma yang dimaksudkan untuk Wicitrawirya.. Dengan 3 putri kerajaan yaitu Ambika, Ambalika, dan Amba. Namun, Amba tidak mau menikah dengan Wicitrawirya karena cintanya telah tertuju pada seseorang.

Belum sempat dikaruniai serorang anak, Wicitrawirya tiada. Kedua istri Wicitrawirya diperintah untuk melakukan sebuah ritual bersama Resi Byasa untuk mendapatkan seorang putra, Ambalika dan Ambika dikaruniai seorang putera yang diberi nama Drestarasta dan Pandu, sayangnya keduanya memiliki kekurangan. Sehingga, Resi Byasa diperintah kembali untuk memberikan seorang putera yang sempurna, terlahirnya Widura dari seorang pelayan kerajaan.

Singkat cerita, Drestarasta menikah dengan Gandari. Sedangkan Pandu menikah dengan Kunthi lalu menikah lagi dengan Madrim. Suatu ketika Pandu beserta kedua istrinya melalukan pengasingan di hutan. Tanpa sengaja Pandu membunuh sepasang rusa yang ternyata rusa tersebut adalah seorang Resi. Pada saat itu juga, Pandu dikutuk oleh Resi apabila ia melakukan hubungan dengan istrinya maka ia akan tiada.

Mendengar kabar tersebut, Kunthi teringat akan anugerah yang diberikan kepadanya, yaitu ia bisa mendapatkan seorang putera setengah Dewa tanpa melakukan hubungan dengan siapapun. Kemuadian, Pandu, Kunthi, dan Madrim berdoa kepada dewa dan diberikanlah 3 orang putera untuk Kunthi dan 2 orang putera untuk Madrim, kelima putera tersebut masing-masing bernama, Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Kelima putera tersebut dijuluki sebagai Pandawa.

Di lain tempat, Gandari yang usia kehamilannya telah melebihi waktu yang butuhkan, ternyata hanya melahirkan segumpal darah. Namun, dikatakan bahwa darah tersebut merupakan bibit 100 putera. Bibit bibit tersebut diletakkan dalam sebuah tempat mirip seperti kepompong di dalam sebuah goa. Hal buruk terjadi ketika putera pertama Drestarasta lahir, mereka telah diperingkatkan untuk mengorbankan satu putera pertama agar mendapatkan penerus yang baik. Tetapi, Drestarasta tidak menghiraukan, diberilah putera tersebut nama Duryudana. Kemudian lahirlah ke 99 putera yang lain, mereka dijuluiki sebagai Kurawa.

Bertahun- tahun berlalu, persaingan antara Pandawa dan Kurawa untuk merebut tahta Hastinapura semakin memanas. Percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh para Kurawa untuk Pandawa selalu gagal. Pandawa selalu dilindungi oleh para dewa, mereka juga berteman dengan Basudewa Krisna. Disisi lain, Kurawa berteman dengan Karna, yang ternyata ia adalah anak dari Kunthi pada saat Kunthi mencoba anugerah yang diberikan kepadanya ketika belum menikah dengan Pandu.

Perang Baratayudha dimulai ketika para Pandawa ingin merebut kekuasaan tahta Hastinapura kembali. Perang ini berlangsung selama 18 hari, dimulai ketika matahari terbit dan harus berakhir ketika matahari akan tenggelam. Pandawa yang pada perang tersebut di pimpin oleh putera tertua yaitu Yudhistira begitu juga Kurawa yang dipimpin oleh Duryudana.

Perang saudara terbesar, menewaskan begitu banyak prajurit, menjadikan wanita janda, dan banyak anak-anak yatim. Sedihnya, Karna yang merupakan anak dari Kunthi harus terbunuh di tangan para Pandawa dihadapan Kunthi. Namun, itu bukan 100% kesalahan anak-anak Kunthi, karena mereka juga tidak mengetahui akan hal tersebut.

Hari demi hari berlalu, memang benar bahwa kebenaran akan selalu menang, namun butuh waktu. Pandawa lah yang akhirnya memenangkan perang tersebut dan kembali memimpin Hastinapura.

Pada film ini, banyak sekali pelajaran yang dapat diamabil, nilai kejujuran, keberanian, kebenaran, pada film ini sangat ditonjolkan. Persahabatan juga persaudaraan antar saudara kandung juga tercermin dalam adegan Pandawa ketika berada diperasingan. Aktor dan aktris yang berperan, memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Hal itu juga mendukung kecocokan peran dan karakter yang mereka perankan.

Namun, film ini kurang cocok untuk dilihat oleh anak dibawah umur karena terdapat banyak kekerasan yang dapat memengaruhi psikis anak. anak juga dapat meniru adegan-adegan tersebut jika mereka menonton tanpa pengawasan dari orang tua. Dalam film ini juga terdapat beberapa dialog yang menggunakan peribahasa dan kalimat pengandaian, sehingga terkadang orang yang melihat perlu waktu untuk memikirkan apa maksud dari dialog tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun