Mohon tunggu...
Nadhifa Zahrotul Jannah
Nadhifa Zahrotul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Riset Logika: Pemahaman tentang Hubungan Trump dengan Komunitas Muslim

10 Januari 2024   02:07 Diperbarui: 10 Januari 2024   02:19 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomasi dengan negara-negara muslim telah menjadi sorotan utama di tingkat internasional selama masa pemerintahan Donald Trump. Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2016 setelah bertanding melawan Hillary Clinton. Selama masa kampanye, Trump kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait umat muslim. Ia bahkan menyerukan larangan sementara bagi muslim untuk memasuki Amerika Serikat hingga sistem penyaringan imigran yang lebih ketat diterapkan. 

Pernyataan Trump ini tentu saja membuat hubungannya dengan komunitas muslim di Amerika Serikat menjadi tegang. Menurut survei Pew Research Center pada 2017, 75% muslim Amerika menilai Trump tidak bersahabat terhadap komunitas mereka. Angka ini naik signifikan dari survei pada 2008 saat hanya 63% muslim Amerika yang merasa demikian terhadap Partai Republik secara umum.

Untuk memahami secara lebih mendalam, pertama-tama kita akan menjelajahi dasar-dasar logis yang menjadi landasan kebijakan luar negeri Trump terhadap negara-negara muslim. Logika ini mencakup pertimbangan terkait keamanan nasional, kebijakan anti-terorisme, dan strategi geopolitik yang membentuk dasar pemikiran di balik keputusan-keputusan tersebut. 

  • Logika pertama adalah pertimbangan keamanan nasional. Trump melihat bahwa ancaman terorisme global banyak bersumber dari kelompok radikal di Timur Tengah seperti ISIS dan AL Qaeda. Oleh karena itu, ia ingin menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat terhadap warga negara muslim guna mencegah masuknya teroris ke Amerika Serikat.
  • Yang kedua adalah kebijakan anti-terorisme. Trump ingin berfokus pada upaya pemberantasan terorisme dengan mendukung sekutu dalam memerangi kelompok militan di kawasan Timur Tengah. Ia juga menarik pasukan AS dari Suriah untuk mengalihkan perhatian ke isu ini.
  • Logika yang ketiga adalah strategi geopolitik, Trump ingin mengurangi keterlibatan Amerika Serikat di Timur Tengah dan beralih ke Asia. Oleh karena itu ia menarik diri dari perjanjian nuklir Iran yang dianggap memberi terlalu banyak pengaruh pada Tehran. Trump juga mendukung normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab guna mengurangi peran AS sebagai mediator konflik Palestina-Israel.

Secara keseluruhan, kebijakan dan retorika Donald Trump selama menjabat presiden dinilai makin memperburuk hubungannya dengan umat muslim baik di Amerika Serikat maupun global. Ia dianggap telah memperdalam kesenjangan antara Barat dan Islam. Demikian dasar logika di balik kebijakan luar negeri Donald Trump terhadap negara-negara Muslim. Walaupun menuai kritik, namun langkah-langkah tersebut didasari pertimbangan untuk melindungi keamanan dan kepentingan Amerika Serikat menurut pandangan Trump.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun