Mohon tunggu...
Nadhifatul Fajar
Nadhifatul Fajar Mohon Tunggu... Guru - IAIN Tulungagung

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perempuan Berpendidikan Tinggi: Tuntutan atau Gengsi?

12 November 2019   06:12 Diperbarui: 12 November 2019   09:42 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pinterest.com

Nadhifatul Fajar

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Tulungagung

Jl. Mayor Sujadi No.46, Kudusan, Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66221

 ABSTRAK

Pendidikan merupakan proses transformasi pembangunan yang paling mendasar dan sangat krusial dalam pergerakan pembangunan suatu bangsa. Kesadaran akan pentingnya pendidikan harus dipahami oleh seluruh elemen masyarakat. Namun realitanya, masih terus berkembang opini yang mengatakan perempuan tak perlu sekolah tinggi, karena ujungnya hanya merawat anak dan suami. Padahal kemajuan suatu bangsa mulai dapat dibangun pada struktur negara yang paling kecil, yakni keluarga.

Keluarga menjadi sekolah pertama dan sentral bagi anak dalam mengenal kehidupan. Peran ibu disini sangat dibutuhkan dalam setiap perkembangan anaknya. Melalui pendidikan ibu yang mumpuni, ia akan mampu mendidik anaknya menjadi lebih baik. Pendidikan bagi perempuan harus tetap diperhatikan, karena  ibu-ibu yang cerdas dan berwawasan luas akan menghasilkan anak-anak yang cerdas pula.

Kata Kunci : Gender, Perempuan, Pendidikan

PENDAHULUAN

Kodrat menjadi perempuan merupakan hal bisa dianggap menyenangkan, karena akan selalu disayang, dimanja, dilindungi dan lain sebagainya. Namun demikian menjadikan perempuan selalu dianggap kurang mampu untuk menjaga dirinya sendiri dan selalu dihubungkan dengan kata halus, lembut, sensitive, dan emosional. Berbeda dengan laki-laki yang selalu digambarkan sebagai  sosok yang tangguh, berani, gagah, dan berpikir rasional. Hal inilah yang memposisikan seorang perempuan sebagai makhluk yang seolah-olah harus dijaga dan selalu bergantung pada kaum laki-laki.

Dalam kehidupan bermasyarakat, telah banyak hidup anggapan-anggapan mengenai perempuan, misalnya saja dalam hal pendidikan : " Perempuan tak perlu lah keluar rumah, biar laki-laki yang mengejar pendidikan yang tinggi. Perempuan tak perlu lah sekolah tinggi-tinggi nanti ujungnya juga ngurusi suami." Anggapan ini masih sering kita jumpai di desa-desa kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun