Nadhifatul Fajar
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Tulungagung
Jl. Mayor Sujadi No.46, Kudusan, Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66221
 ABSTRAK
Pendidikan merupakan proses transformasi pembangunan yang paling mendasar dan sangat krusial dalam pergerakan pembangunan suatu bangsa. Kesadaran akan pentingnya pendidikan harus dipahami oleh seluruh elemen masyarakat. Namun realitanya, masih terus berkembang opini yang mengatakan perempuan tak perlu sekolah tinggi, karena ujungnya hanya merawat anak dan suami. Padahal kemajuan suatu bangsa mulai dapat dibangun pada struktur negara yang paling kecil, yakni keluarga.
Keluarga menjadi sekolah pertama dan sentral bagi anak dalam mengenal kehidupan. Peran ibu disini sangat dibutuhkan dalam setiap perkembangan anaknya. Melalui pendidikan ibu yang mumpuni, ia akan mampu mendidik anaknya menjadi lebih baik. Pendidikan bagi perempuan harus tetap diperhatikan, karena  ibu-ibu yang cerdas dan berwawasan luas akan menghasilkan anak-anak yang cerdas pula.
Kata Kunci : Gender, Perempuan, Pendidikan
PENDAHULUAN
Kodrat menjadi perempuan merupakan hal bisa dianggap menyenangkan, karena akan selalu disayang, dimanja, dilindungi dan lain sebagainya. Namun demikian menjadikan perempuan selalu dianggap kurang mampu untuk menjaga dirinya sendiri dan selalu dihubungkan dengan kata halus, lembut, sensitive, dan emosional. Berbeda dengan laki-laki yang selalu digambarkan sebagai  sosok yang tangguh, berani, gagah, dan berpikir rasional. Hal inilah yang memposisikan seorang perempuan sebagai makhluk yang seolah-olah harus dijaga dan selalu bergantung pada kaum laki-laki.
Dalam kehidupan bermasyarakat, telah banyak hidup anggapan-anggapan mengenai perempuan, misalnya saja dalam hal pendidikan : " Perempuan tak perlu lah keluar rumah, biar laki-laki yang mengejar pendidikan yang tinggi. Perempuan tak perlu lah sekolah tinggi-tinggi nanti ujungnya juga ngurusi suami." Anggapan ini masih sering kita jumpai di desa-desa kecil.