Mohon tunggu...
Nada Shafa Salsabila
Nada Shafa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ayo Selamatkan Bumi Kita dengan Mendukung Realisasi Net-Zero Emissions!

23 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 23 Oktober 2021   12:06 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhir-akhir ini, istilah Net-Zero Emissions (NZE) makin sering diperbincangkan oleh publik. Net-Zero Emissions dianggap sebagai puncak harapan masa depan (expected future milestone).

Sebenarnya, apa pengertian dari Net-Zero Emissions itu sendiri?

Net-Zero Emissions adalah upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan dengan tujuan menyeimbangkan jumlah karbon dioksida atau  gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer.

Istilah Net-Zero Emissions sendiri sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 2008 lalu, namun baru mendapat perhatian lebih pada tahun 2015, tepatnya setelah Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris.

Masih banyak yang salah mengartikan istilah Net-Zero Emissions. Makna Net-Zero Emissions bukan berarti bahwa manusia harus berhenti memproduksi emisi, tetapi mengurangi emisi gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Secara alamiah manusia dan dunia tidak bisa lepas dari memproduksi emisi setiap harinya, karena saat bernapas pun manusia menghasilkan karbon dioksida (CO2). Emisi karbon yang dihasilkan dari napas manusia menyumbangkan 5,8% pada volume emisi karbon tahunan.

Gas rumah kaca ini semakin lama akan membuat lapisan ozon semakin tipis serta menimbulkan berbagai macam perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim ini cakupannya cukup luas, mulai dari makanan, air, ekosistem, hingga cuaca ekstrem. Tidak hanya itu, gas rumah kaca juga berpotensi meningkatkan pemanasan global, di mana hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan dampak buruk terhadap alam semesta dan seluruh isinya. Oleh karena itu, Net-Zero Emissions ini harus segera ditangani.

Indonesia menargetkan bahwa Net-Zero Emissions akan dicapai pada tahun 2060 mendatang. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, dalam acara Indonesia Green Summit mengungkapkan bahwa Indonesia optimis Net-Zero Emissions akan dapat dilakukan lebih awal dengan bantuan teknologi yang semakin canggih serta dukungan finansial yang lebih baik.

Lalu, langkah apa yang dapat dilakukan Indonesia untuk mewujudkan Net-Zero Emissions ini?

Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya sangat diperlukan kerja sama dan kontribusi dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah harus berkomitmen tinggi serta menekankan beberapa langkah serius kepada berbagai sektor masyarakat agar target Net-Zero Emissions dapat terwujud, yaitu dengan cara:

1. Menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan harus terus ditingkatkan untuk meminimalisir perubahan iklim akibat polusi udara. Apabila polusi udara berkurang, maka iklim akan semakin baik, dan indeks kesehatan masyarakat juga akan semakin baik.

2. Berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum

Dengan berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum, kita sudah membantu mengurangi emisi karbon dari proses pembakaran bahan bakar kendaraan. Sekarang ini, mahasiswa yang tinggal di kos kebanyakan lebih memilih menggunakan motor untuk membeli makanan di warung  yang berjarak hanya 50 -- 100 meter daripada berjalan kaki. Mungkin  dari kita masih ada yang berpikiran, "ah, orang cuma kesitu doang, deket kok, ga bakal ngeluarin karbon banyak". Coba pikirkan, jika 50 orang penghuni kos tersebut berpikiran hal yang sama, dalam satu minggu saja, akan ada berapa banyak karbon yang dihasilkan?

Adanya berbagai jenis kendaraan bermotor membuat kita malas dan lupa akan pentingnya jalan kaki. Jalan kaki sebenarnya bisa membuat tubuh kita lebih sehat. Tidak hanya meningkatkan kesehatan, dengan berjalan kaki kita membantu mengurangi jumlah kendaraan di jalan sehingga menghindarkan kita dari kemacetan.

3. Meminimalisir produksi sampah industri

Proses industri diusahakan tidak menghasilkan limbah dalam bentuk apapun, karena limbah berdampak buruk terhadap lingkungan, termasuk manusia. Dilihat dari segi lingkungan, langkah eliminasi limbah ini merupakan langkah yang solutif dalam mengatasi pencemaran yang dapat mengancam ekosistem.

4. Mengolah kembali limbah peternakan

Sektor peternakan berkontribusi 18% dalam total emisi gas rumah kaca jika diukur dari kadar karbon dioksida (CO2) dan metan CH4 nya. Metan sendiri 23 kali lipat berpotensi menyebabkan pemanasan global (global warming). Emisi gas rumah kaca dalam sektor peternakan ini bersumber dari aktivitas pencernaan dan pengolahan limbah ternak.

Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut, limbah organik berupa darah, rumen, dan feses dapat diolah kembali dan diubah menjadi sumber energi terbarukan (renewable energy resources).

5. Memilah dan tidak membakar sampah plastik

Untuk mengurangi sampah yang menumpuk, masyarakat  sering kali membakarnya tanpa memilah terlebih dahulu. Bahkan terkadang, masyarakat sering membakar sampah plastik dan dedaunan kering secara bersamaan. Hal tersebut tentu saja akan merusak kelestarian lingkungan karena pembakaran tersebut menghasilkan gas buangan yang dapat menyebabkan pemanasan global. Untuk mengatasinya, sebaiknya kita menggunakan barang yang bisa dipakai ulang untuk meminimalisir sampah plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun