Mohon tunggu...
Nabilla Putri
Nabilla Putri Mohon Tunggu... -

Nabilla miranti putri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Masa Kini

30 Agustus 2014   19:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:05 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dulu pendidikan Indonesia menjadi tanggung jawab DepartemenPendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas) atau yang sekarang disebut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Pendidikan Indonesia dibagi menjadi empat jenjang, yaitu usia dini, dasar, menengah dan tinggi. Juga ada tujuh jenis pendidikan di Indonesia, yaitu pendidikan umu, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Seperti yang telah dibuat undang-undang tentang wajib belajar 12 tahun oleh pemerintah, anak-anak dituntut harus mengikuti jenjang dari TK, SD, SMP, SMA bahkan saat ini pemerintah membuat bantuan biaya pendidikan untuk anak yang kurang mampu atau yang dikenal dengan Bidikmisi, tetapi bantuan pendidikan itu sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingannya sendiri.

Saat ini pendidikan Indonesia dibuat kompleks dengan kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang mengutamakan pemahaman, keterampilan, dan siswa dituntut untuk paham atas materi dan aktif dalam berdiskusi dan presentasi. Dalam Kurikulum ini mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka. Kurikulum tersebut terkesan memberatkan siswa atau siswi di Indonesia dan banyak kontra didalam kurikulum 2013. Siwa dituntut dan dipaksa mengikuti peraturan dalam kurikulum 2013 sehingga terkesan seperti robot tanpa memperdulikan kemampuan siswa tersebut. Selain para siswa, guru-guru juga mengalami keberatan yang serupa dengan adanya kurikulum 2013 ini, yaitu guru belum siap untuk mengajarkan kurikulum ini karena belum adanya pelatihan tentang kurikulum tersebut, Infrastruktur kurikulum belum tersedia sepenuhnya, buku paket untuk murid ataupun guru belum tersedia, Metode penilaian siswa dalam bentuk narasi yang memberatkan guru. dan masih banyak lagi keberatan-keberatan yang dialami guru ataupun murid dalam kurikulum 2013 ini.

Seperti petikan albert einsten, “everybody is genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid”.seharusnya pemerintah Indonesia mengambil langkah yang bijak dan tegas dalam menangani pendidikan Indonesia masa kini. Pintar bukan berarti harus dituntut sesuai kemauan orang lain tetapi sesuai kemampuan dan kemauan dari diri org sendiri sehingga tidak terjadi beban ataupun keberatan dalam menjalani pendidikan tersebut.jangan biarkan murid bertingkah seperti robot tanpa adanya pembebasan dari kurikulum tersebut dan semakin lama murid akan menjadi malas karena mereka menuntut nilai bukan ilmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun