Sekarang, rupanya ada banyak sekali pantai baru dengan daya tarik yang berbeda-beda. Pilihan saya jatuh pada Pantai Banyu Meneng, sebab Pantai Banyu Meneng merupakan salah salah satu dari sebagian kecil pantai selatan Malang yang memiliki ombak yang tenang dan cukup bersahabat untuk bermain bersama anak. Selain itu, daya tariknya lainnya adalah pantai ini masih sangat asri. Untuk menuju kesana saja kami harus melewati hutan dan bertemu beberapa binatang liar seperti ular, tupai, dan berbagai burung cantik di hutan. Di beberapa titik ada papan peringatan untuk tidak memburu berbagai jenis satwa liar termasuk lutung dan harimau yang masih kerap berkeliaran.
Awalnya kami mengira kami kurang beruntung sebab cuaca pada hari itu sangat kelabu, hujan deras pun turun mengiringi keberangkatan kami. Entahlah, mungkin karena efek super blue blood moon karena kami berpergian tepat sehari setelah fenomena langka tersebut. Saya tidak mampu menahan kekhawatiran, mampukah kami melewati jalan terjal disana? Kalau licin bagaimana? Kalau liburannya jadi nggak asik gimana?Â
Ketakutan saya bukan tanpa alasan. Jalan menuju Pantai Banyu Meneng masih sangat terjal, penuh tanah dan bebatuan serta berpotensi menjadi licin jika terkena air hujan. Dengan mobil manual biasa, saya nyaris pesimis. Tapi kembali saya ingatkan diri saya sendiri untuk berpikir yang positif-positif saja. Kami pun berusaha mengusir ketakutan dengan kekuatan dzikir dan doa.
Alhamdulillah, setelah lepas dari daerah Gondanglegi atau kira-kira pasca kami menempuh perjalanan sejauh 35 km, cuaca kembali bersahabat dan awan cumulonimbus sudah tidak lagi terlihat. Sebagai gantinya, kami disuguhi awan biru yang cerah dengan berbagai burung yang terbang rendah. "Yung...yung.."Mahira terlihat sangat gembira melihat pemandangan yang jarang ia saksikan.
Meski demikian, dampak alam tidak dapat kami lawan. Hujan menyisakan jalan penuh lumpur di beberapa titik dan tanpa ada batuan sebagai "pijakan". Momen menegangkan itupun datang, ditambah saat itu hanya kami satu-satunya mobil yang melintasi jalan terjal di tengah hutan. Benar saja, karena sangat licin mobil hampir selip! Beruntung driver kami sangat handal, beliau satu-satunya diantara kami yang tetap memasang muka rileks.
Sungguh nikmat berkumpul bersama keluarga sembari bermain pasir dan berenang di tepi Pantai Banyu Meneng. Sengaja kami berdiam lebih lama sambil menunggu jalan yang licin itu mengering. Syukurlah, saat perjalanan pulang tidak ada lagi tragedi ban selip. Liburan kali ini lebih mirip sebuah petualangan kecil, selain harus melewati rintangan, berbagai hewan yang kami temui juga membuat kami takjub.Â
Jika sebelumnya saya dan suami berdoa agar akses ke pantai ini segera di aspal, buru-buru kami meralatnya. Sebab jika jalan semakin mudah, pengunjung akan berduyun-duyun dan kami khawatir satwa liar disini terancam. Biarlah jalanan tetap terjal, hitung-hitung bikin perjalanan makin seru, kan?
Ah, liburan singkat dan sederhana di awal tahun ini benar-benar menyenangkan!