Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bodohnya Saya

16 Juni 2020   10:33 Diperbarui: 16 Juni 2020   11:19 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arin sudah mengatakn jika laki-laki yang terus mengejark tak pernah sekalipun di hiraukannya. Namun saya yang sudah kepalang emosi langsung mengatakan hal itu.

Saat saya telpon, nada bicara Arin masih sama, sepertinya ia masih kesal terdengar dari jawaban yang saya tanyakan. 

"Irwan, sudah berapa lama kita kenal?" tanya Arin saat telpon.

"Sudah berapa kali kita menyelesaikan sebuah permasalahan?"

"Lalu, kemana sikap sabar dan kepercayaan yang telah diberikan?"

"Aku lelah jika terus seperti ini, terus menerus diurigai. Jaga baik-baik dirimu juga kesehatanmu,"

"Terimakasih karena sudah satu tahun menjaga dan memberikan kenangan," 

"Maaf karena telah membuatmu kesal juga khawatir. Irwan, aku memilih mundur,"

"Semoga kelak kamu memdapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku,"

Arin segera menutup telponnya. Saya yang sedang berada di Jakarta saat itu juga segera membeli tiket dan pulang menuju Yogyakarta. 

Pagi harinya saya datangi rumah Arin dan langsung memeluknya. "Arin, maafkan saya, betapa bodohnya saya," saya peluk erat Arin yang hendak berangkat mengajar. Dengan uraian air mata saya tak ingin melepaskannya. Tak henti-hentinya saya mengucapkan kalimat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun