Mohon tunggu...
nabila putri randita
nabila putri randita Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa prodi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dari universitas slamet riyadi surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Dengan Gaya Mereka : Pendekatan Visual Untuk Anak Penderita Disleksia

15 Mei 2025   18:55 Diperbarui: 15 Mei 2025   18:55 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber : Dyslexia Short Film: AKU BENCI SEKOLAH youtube Naufal Afthony. (https://youtu.be/nfWe7VX1afA?si=74qWWZPVqM0X-fQu)

Penulis Kelompok 1 : Muhammad Dewa Saputra (24510015), Nabila Putri Randita (24510018), Fredellia Beta Adyagusta (24510022), Zuliya Rofiah (24510001), Alifah Desyra P. B (24510011), Meida Nelly Aprilia (24510002), Deva Nur Fadillah (24510023), Nurul Astuti (24510008). Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Bagaimana kita menghadapi anak anak yang berbeda dari yang lain, di sini kami akan mengupas tuntas bagaimana cara menghadapi dan juga cara memberikan pengajaran kepada anak anak penderita disleksia atau anak anak yang mengalami gangguan dalam proses belajar, ia yang sulit mengikuti cara belajar teman temannya, bukan berarti anak tersebut bodoh akan tetapi anak tersebut belum menemukan menemukan metode belajar yang ia gemari.

Ada anak yang bisa belajar sambil mendengarkan music, ada anak yang belajar sambil mondar mandir, ada anak yang belajar harus dengan visual atau melihat gambar atau dengan cara membayangkan. Itu semua adalah metode belajar yang harus dii terapkan oleh seorang pendidik, anak yang disleksia itu bukan anak yang bodoh dan tidak mampu dalam belajar hanya saja mungkin ada penyebabnya biasanya di bedakan menjadi dua, Faktor internal biasanya kurangnya dukungan dari keluarga, kurangnya perhatian orang tua, dan Faktor eksternalnya biasanya ia terkena bullying atau guru yang mengajar kurang variatif dalam melakukan pembelajaran.

Di sini kami akan membahas kasus dari video youtube yang berjudul : Dyslexia Short Film: AKU BENCI SEKOLAH yang di unggah di akun youtube @Naufal Afthony, https://youtu.be/nfWe7VX1afA?si=74qWWZPVqM0X-fQu


Pada kasus video di atas Atfan yang merupakan anak disleksia ia cenderung murung dan tidak bersemangat belajar dikarenakan pada saat di sekolah di bully oleh teman teman sebayanya, nah ini lah contoh yang membuat anak  malas untuk belajar dari faktor eksternal. Pada kasus ini mari kita gunakan Pendekatan visual, karena Aftan ia memiliki hobi menggambar jadi apa yang kita lakukan sebagai guru? Ya kita jelaskan dan membuat pelajaran yang banyak menggunakan visual seperti menggunakan power point yang penuh warna ketika  kita menerangkan di depan menggunakan animasi animasi yang bisa di terima oleh siswa dan bisa juga untuk di ajak belajar diluar guna mendukung  pembelajaran seperti mengajak ke museum dan tempat tempat yang banyak visualnya, jadi kita sebagai guru hanya meminta para siswa untuk melihat dan jika mereka bertanya kita bisa untuk menjelaskannya.


Bisa juga dengan melakukan upaya yaitu pembelajaran kepada anak yang disleksia maka dengan pendekatan yang lebih intensif karena pada penderita anak tersebut terjadi perlambatan proses belajar entah mulai dari lambat membaca tidak bisa menulis maka ketika gejala tersebut sudah diketahui atau terdeteksi maka pihak guru memberikan pembelajaran yang lebih intensif seperti dikatakan di awal dengan pembelajaran dengan gambar gambar visual serta adanya warna warni. 

Contonya seperti menggunakan perbedaan untuk setiap jenis informasi seperti judul dengan warna biru , definisi dengan warna merah dan contoh dengan warna hijau. Warna membantu otak anak membedakan bagian-bagian penting di materi. Selanjutnya adalah dengan menggunakan gambar yang menarik dan dan relevan , tambah gambar visual yang mendukung materi. Misalnya saat menjelaskan hewan,sertakan foto atau ilustrasi hewan tersebut. Gambar memperkuat ingatan visual anak dan membuat pembelajar lebih menyenangkan. 

Bisa juga dengan cara modifikasi tugas : Fleksibilitas = Tugas tidak terbatas pada laporan tertulis, memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengekspresikan pemahaman mereka melalui berbagai cara dan Integrasi = Tugas dirancang untuk melibatkan berbagai indra dan gaya belajar siswa dalam satu proyek.

Selain itu tenaga pendidik bisa dengan memakai warna baju yang menarik serta juga bisa dengan gambar gambar pahlawan dan memberikan permainan kuis yang terkait pembelajaran. Selain dengan kita intens dengan anak yang menderita disleksia, kita juga harus memperhatikan anak yang tidak mengidap disleksia dengan kita bisa menggabungkan anak disleksia serta anak yang non disleksia dengan lebih menggabungkan ide untuk disleksia dan anak non disleksia  lebih harmonis. 

Sebagai seorang guru penting untuk memahami bahwa disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, namun jika kita menggunakan motode pembelajaran sesuai dengan gaya belajar anak tersebut seperti apa yang dilakukan Aftan dengan cara menggunakan metode visual (menggambar) . Seorang anak dengan disleksia harus mendapatkan dukungan menyeluruh agar terhindar dari perundungan di sekolah. penting bagi pihak sekolah untuk mengedukasi teman teman sekelasnya agar anak tersebut tidak dianggap berbeda. orang tua juga perlu memberi bimbingan emosional dan memberikan apresiasi, agar anak tersebut bisa percaya diri dan tidak malu dengan kondisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun